AWARD SAHABAT


Kulihat ibu pertiwi

Sedang bersusah hati
Air matamu berlinang
Mas intanmu terkenang

Hutan gunung sawah lautan
Simpanan kekayaan
Kini ibu sedang susah
Merintih dan berdoa

Sakit hatiku melihat tingkah lakumu yang semakin hari kian menjadi, menikam kami dari belakang. Mana janji manismu? Dulu, ketika kalian masih sebagai rakyat biasa, kalian berkoar-koar, menyumbang sana-sini, bak-sos sana-sini, tersenyum manis dengan sumpah setia akan berjuang bersama membangun bangsa dan bla..bla…bla…demi meraup pendukung. Tapi mana?? Ternyata setelah Anda berjaya, itu semua hanya isapan jari kelingking (bahkan bukan jempol) belaka.. Anda malah berbuat segala hal demi meraup kekayaan.

Mungkinkan gaji Anda semua terlalu besar, fasilitas terlalu lengkap dan mewah bahkan berlebihan, sehingga membutakan mata dan hati, menulikan telinga Anda semua.
Lalu apakah gerangan yang bisa membukakan kembali hati nurani Anda sekalian.

Hmmm.. Kayaknya saat ini kami benar-benar merindukan sosok kepemimpinan seorang Umar bin Abdul Aziz. Kami rindu segala kesederhanaan, kejujuran, keadilan, dan kebijaksanaan beliau. Rindu yang sampe ke ubun-ubun.

Seorang pemimpin yang rela berkorban demi rakyatnya dengan segenap jiwa dan raganya, menginfakkan seluruh hartanya untuk bangsanya. Berani menindas segala macam bentuk korupsi sampe ke akar-akarnya.
Seorang pemimpin yang rela hidup serba apa adanya (bukan serba ada) yang mampu mengantarkan rakyat yang di pimpin-nya kepada kejayaan sesungguhnya. Tidak ada satupun rakyatnya yang kekurangan, tidak ada satu pun rakyatnya yang kelaparan. Semua mampu hidup sejahtera di bawah pimpinannya. Bahkan ada seorang petugas zakat pada masa itu berkata, ‘’Saya pernah diutus Umar bin Abdul Aziz untuk memungut zakat ke Afrika. Setelah memungutnya, saya bermaksud memberikan kepada orang-orang miskin. Namun saya tidak menjumpai seorangpun”. Subhanallah..benar-benar keadilan dan kesejahteraan yang merata. Padahal Afrika itu bukan Negara kecil kan?!

Yah kami merindukannya..

Tapi.. Ya sudahlah..
Coz every thing’s gonna be OK. Dengan seizin-Nya tentunya.

Btw mau majang award nich, sebuah tanda persahabatan dari Bundanya de’Luna .
Makasih banyak atas lemparan awardnya yang unik dan lucu, dengan gambar seorang anak yang asik bergelantungan pada dua buah balon gas.

Tapi PR nya aku kerjain satu ajah, ga pa pa kan? Hehe

“ Apa arti sahabat sesungguhnya?”

Buat ku sahabat adalah seperti kepompong..hehe..itu mah lagu. Sahabat adalah seseorang yang selalu siap bergandengan tangan, baik ketika posisi kita sedang di atas maupun di bawah. Jadi sahabat itu bukan hanya ada di samping kita saat kita seneng, tapi sahabat adalah yang bertambah erat hubungannya dengan kita saat kita sedih/berduka/terpuruk.
Demikian.

Dan inilah penampakan awardnya :
(kalo di klik, akan terbuka site pemberi award ini)


Yupz.. buat sobat-sobatku tercintah yang merasa belom punya yang satu ntu di koleksi award nya plisss monggo di comot ajah. Okeh?!!

Photobucket

GAK ADA JUDUL

Indonesia sedang berduka. Dari mulai banjir di Jakarta, gempa dan tsunami di Sumatra Barat, hingga letusan Merapi di Jawa tengah. Di antara sederetan nama-nama yang menjadi korban musibah ini, eeeh.. malah ada yang lagi asik-asik “jalan-jalan”. Masih mending kalo jalan-jalannya cuma ke taman kota, atau liat pemandangan pantai Pangandaran. Lah ini, gak tanggung-tanggung, jalan-jalan nya ke luar negeri. Dengan alasan study banding lah, ada juga yang meneliti kopi yang paling enak sedunia di pesta kopi di Italy, dsb. Hmmm ck..ck..ck..

Sungguh ironis yah.. di saat banyak warga yang merasa kehilangan teramat sangat, di sisi lain ada yang sedang mempoya-poyakan asset umat.

Sebenernya study banding itu bagus, tapi menurutku harus tau kondisi juga kali yaa.. harus tau prioritas kebutuhan saat ini. Dan pelaksanaannya pun gak mesti secara berbondong-bondong, cukup perwakilan saja. Akan lebih efektif dan efesien aku rasa. Malah gak jarang acara ‘jalan-jalan’ nya ini menyertakan keluarga, sanak saudara dan family tercintah. Udah gitu sebelum nyampe ke tujuan, mampir dulu di Singapura. Lengkap lah sudah peng-eksploitasi-an ini.

Seperti inilah keadaan kita saat ini. Maaf aku lancang ngungkapin ketidak sukaan di sini. Ini hanyalah sedikit unek-unek, suara rakyat kecil, yang hanya sedetik setelah posting ini, pun langsung menguap tak berbekas. Daripada mentok di kepala, malah berasap, mending diletuskan walopun cuma lewat blog yang selalu berusaha mencoba eksis ini.

Photobucket