BUKIT JAIL

Sedikit ngeluarin unek-unek soal kekalahan tim Indonesia semalem. Emang menurutku bener-bener jail dech tuh penonton. Jelas-jelas itu kecurangan yang nyata. Gak sportif!! Bukan begitu caranya kalo pengen menyaingi tim unggul. Huuhhh.. Tragis yah.. 3-0. Berat juga. Walopun memang sebenernya kalah menang itu hal yang biasa. Menurutku para pemain Indonesia setelah ini mesti segera diperiksa oleh tim medis/dokter ahli , memastikan bahwa gak ada efek yang membahayakan bagi syaraf para pemain.

Tapi menurutku (lagi) di mata dunia, Indonesia tidak kalah. Negara lawan lah yang mestinya malu atas cela itu. Hanya segitukah mental para supporter mereka?

Bagaimana yah kira-kiranya nanti tanggal 29 di GBK? Apakah akan ada pembalasan serupa atau bahkan lebih dari para supporter kita? Who knows kan..

Udah mah soal penjualan tiket yang jadi komersil, mehongnya yang gak ada tandingannya. Plus jadi lahan kampanye salah satu parpol. Berujung pada kericuhan di GBK kemaren yang sangat memilukan dan memalukan bagi yang menyaksikan. Entah karena manajemen nya yang masih sangat payah, atau kah karena adanya pemanfaatan oleh orang-orang yang berkepentingan akan duit. Massa kalo udah tersulut, ya begitu. Apapun bisa dirusaknya. Bukan perihal semangat masyarakat yang sangat terlalu tinggi dalam menyuport tim nya, tapi menurutku ini soal kekecewaan. Dari mulai soal harga, ketepatan waktu, sistem yang bertele-tele dan sebagainya.

Ini juga mungkin jadi salah satu yang bikin para pemain tim kita merasa lelah di samping mereka sebelumnya yang begitu banyak acara ini-itu.

Mengkeeeel… Ayoo unyil dan usro..kalahkan upin-ipin, dengan sportivitasmu! Terus semangat yah!

Demikian postingan pembuka, dari setelah sekian lama sekali dirikyu gak nongol-nongol di dunia per-blog-an. Rasanya… miss you all… kangeeen teramat sangat. Apa kabar semuanya??

NB : Kabarku dan Zaheer MENYUSUL..

Photobucket

AWARD SAHABAT


Kulihat ibu pertiwi

Sedang bersusah hati
Air matamu berlinang
Mas intanmu terkenang

Hutan gunung sawah lautan
Simpanan kekayaan
Kini ibu sedang susah
Merintih dan berdoa

Sakit hatiku melihat tingkah lakumu yang semakin hari kian menjadi, menikam kami dari belakang. Mana janji manismu? Dulu, ketika kalian masih sebagai rakyat biasa, kalian berkoar-koar, menyumbang sana-sini, bak-sos sana-sini, tersenyum manis dengan sumpah setia akan berjuang bersama membangun bangsa dan bla..bla…bla…demi meraup pendukung. Tapi mana?? Ternyata setelah Anda berjaya, itu semua hanya isapan jari kelingking (bahkan bukan jempol) belaka.. Anda malah berbuat segala hal demi meraup kekayaan.

Mungkinkan gaji Anda semua terlalu besar, fasilitas terlalu lengkap dan mewah bahkan berlebihan, sehingga membutakan mata dan hati, menulikan telinga Anda semua.
Lalu apakah gerangan yang bisa membukakan kembali hati nurani Anda sekalian.

Hmmm.. Kayaknya saat ini kami benar-benar merindukan sosok kepemimpinan seorang Umar bin Abdul Aziz. Kami rindu segala kesederhanaan, kejujuran, keadilan, dan kebijaksanaan beliau. Rindu yang sampe ke ubun-ubun.

Seorang pemimpin yang rela berkorban demi rakyatnya dengan segenap jiwa dan raganya, menginfakkan seluruh hartanya untuk bangsanya. Berani menindas segala macam bentuk korupsi sampe ke akar-akarnya.
Seorang pemimpin yang rela hidup serba apa adanya (bukan serba ada) yang mampu mengantarkan rakyat yang di pimpin-nya kepada kejayaan sesungguhnya. Tidak ada satupun rakyatnya yang kekurangan, tidak ada satu pun rakyatnya yang kelaparan. Semua mampu hidup sejahtera di bawah pimpinannya. Bahkan ada seorang petugas zakat pada masa itu berkata, ‘’Saya pernah diutus Umar bin Abdul Aziz untuk memungut zakat ke Afrika. Setelah memungutnya, saya bermaksud memberikan kepada orang-orang miskin. Namun saya tidak menjumpai seorangpun”. Subhanallah..benar-benar keadilan dan kesejahteraan yang merata. Padahal Afrika itu bukan Negara kecil kan?!

Yah kami merindukannya..

Tapi.. Ya sudahlah..
Coz every thing’s gonna be OK. Dengan seizin-Nya tentunya.

Btw mau majang award nich, sebuah tanda persahabatan dari Bundanya de’Luna .
Makasih banyak atas lemparan awardnya yang unik dan lucu, dengan gambar seorang anak yang asik bergelantungan pada dua buah balon gas.

Tapi PR nya aku kerjain satu ajah, ga pa pa kan? Hehe

“ Apa arti sahabat sesungguhnya?”

Buat ku sahabat adalah seperti kepompong..hehe..itu mah lagu. Sahabat adalah seseorang yang selalu siap bergandengan tangan, baik ketika posisi kita sedang di atas maupun di bawah. Jadi sahabat itu bukan hanya ada di samping kita saat kita seneng, tapi sahabat adalah yang bertambah erat hubungannya dengan kita saat kita sedih/berduka/terpuruk.
Demikian.

Dan inilah penampakan awardnya :
(kalo di klik, akan terbuka site pemberi award ini)


Yupz.. buat sobat-sobatku tercintah yang merasa belom punya yang satu ntu di koleksi award nya plisss monggo di comot ajah. Okeh?!!

Photobucket

GAK ADA JUDUL

Indonesia sedang berduka. Dari mulai banjir di Jakarta, gempa dan tsunami di Sumatra Barat, hingga letusan Merapi di Jawa tengah. Di antara sederetan nama-nama yang menjadi korban musibah ini, eeeh.. malah ada yang lagi asik-asik “jalan-jalan”. Masih mending kalo jalan-jalannya cuma ke taman kota, atau liat pemandangan pantai Pangandaran. Lah ini, gak tanggung-tanggung, jalan-jalan nya ke luar negeri. Dengan alasan study banding lah, ada juga yang meneliti kopi yang paling enak sedunia di pesta kopi di Italy, dsb. Hmmm ck..ck..ck..

Sungguh ironis yah.. di saat banyak warga yang merasa kehilangan teramat sangat, di sisi lain ada yang sedang mempoya-poyakan asset umat.

Sebenernya study banding itu bagus, tapi menurutku harus tau kondisi juga kali yaa.. harus tau prioritas kebutuhan saat ini. Dan pelaksanaannya pun gak mesti secara berbondong-bondong, cukup perwakilan saja. Akan lebih efektif dan efesien aku rasa. Malah gak jarang acara ‘jalan-jalan’ nya ini menyertakan keluarga, sanak saudara dan family tercintah. Udah gitu sebelum nyampe ke tujuan, mampir dulu di Singapura. Lengkap lah sudah peng-eksploitasi-an ini.

Seperti inilah keadaan kita saat ini. Maaf aku lancang ngungkapin ketidak sukaan di sini. Ini hanyalah sedikit unek-unek, suara rakyat kecil, yang hanya sedetik setelah posting ini, pun langsung menguap tak berbekas. Daripada mentok di kepala, malah berasap, mending diletuskan walopun cuma lewat blog yang selalu berusaha mencoba eksis ini.

Photobucket

Drop lagi.. drop lagi! Maklum, dah emak-emak..

Alhamdulillah saat tulisan ini dibuat, aku udah agak baikan dan lebih enakan. Walopun kata misua, sisa-sisa pucetnya masih ada.

Dua hari yang lalu, aku sempet ngedrop, yang drop banget. Ceritanya beberapa hari ini kerjaan nguli ku lagi banyak-banyak nya, jadi mau gak mau mesti nguras tenaga, pikiran dan isi dompet juga, soalnya jadi perlu perbekalan amunisi yang banyak buat menunjang lemburannya. Si Zaheer pun otomatis jadi agak dinomor duakan, hehe.. kejamnya dirikyu! Gak lah, sesibuk apa pun aku tetep berusaha memprioritaskan anakku ini, yang sampe saat ini masih sebagai satu-satunya.

Kejar tayang ini sedikit banyak udah menurunkan staminaku yang emang akhir-akhir ini lagi kurang bagus sejak liburan Lebaran lalu. Tensi ku aja beberapa kali dicek, antara 80 – 90, 80 lagi.. nah pas puncaknya kemaren lusa, dari paginya juga udah ngerasa bahwa ada yang gak beres, mata berkunang-kunang dan perut mual-mual. Sempet ada beberapa temen yang ngira aku lagi ngisi.. padahal kan aku saat itu lagi dapet, kalo ngisi nasi sih iya, hehe.. dan itu pun gak sanggup bertahan lama. Tepat jam 09.00 semua segala apa yang aku telan waktu sarapan, keluar semua. Blarrrrr! Tumpah ruah sampe ke tetes terakhir, cairan lambung nya pun ikutan meluncur.

Hwuiiih.berbagai macam rasanya saat itu. Antara pengen segera mendekap bantal guling, juga pengen memenuhi tuntutan untuk bertahan di tempat kerja.

Kucoba bertahan dulu dengan menelan obat-obatan seadanya, penghilang rasa mual, penekan sakit kepala dan multivitamin. Teh manis pun gak ketinggalan sampe beberapa gelas, bahkan teh pahitnya juga, kali aja ada racun yang masuk.

Dengan perut kosong, karena menolak untuk diisi (mual), aku pun bisa bertahan sampe siang. Syukur nya sampe siang, mata dan kepala masih bisa diajak kompromi.

Tapi pas menginjak jam setengah enam petang, gejala itu dateng lagi, mual lagi, pusing lagi, mata berkunang-kunang lagi. Akhirnya apa daya.. walopun dicoba tuk dipaksakan bertahan, tapi ternyata aku gak sanggup. Nyerah.. dan.. pulang.. teparrr… tidur sampe jam 11 malem.

Jam 11 malem, udah agak mendingan, segera aku makan, mumpung perut lagi bisa diajak kompromi. Langsung diobat.. dan tidurr lagi..

Toddler ku alhamdulillah ngertiin keadaanku yang kurang beres. Doi gak minta macem-macem. Makan malem dan dibuatkan susu nya pun sama ayahnya.

Besoknya segeerrrrr… tinggal pucetnya. Bismillah.. penyembuhan.
Kerjaan juga udah agak rehat, walopun masih ada beberapa yang perlu kejar tayang, tapi gak seberat beberapa hari lalu.

Photobucket

HIPNOTENSI


Baru kali ini aku ngerasain yang namanya hipnotensi. Awalnya, beberapa hari setelah lebaran aku kena demam. Dilanjut dengan batuk-batuk dan flu. Setelah ketiganya pada pergi, aku ngerasain puyeng yang begitu dahsyatnya disertai desiran darah di sekujur tubuh. Otomatis, selama seharian gak bisa beraktivitas kayak biasanya.

Periksa ke dokter umum setempat ternyata tekanan darahku waktu itu cuma di angka 80. Pantesss.. keleyeng-keleyeng n bawaannya nguaaap mulu. Dikasi multi vitamin, beberapa hari abis, tapi keleyengannya masih juga. Periksa lagi di klinik terdekat, tensi nya masih sama 80. Dikasi lagi multivitamin dan mineral lain merk, dan dianjurkann banyak-banyak makan sayur bayam dan daun singkong.

Hari ini terhitung 7 hari setelah periksa di klinik, keleyengannya masih juga belom pergi.

Coba-coba browsing soal tekanan darah rendah, dapet juga tips alaminya :

  1. Perbanyak garam
  2. Perbanyak asupan air
  3. Mencoba pola diet sehat
  4. Ubah posisi tubuh secara perlahan. Lakukan gerakan yang bisa mendorong darah bergerak dari kaki ke jantung
  5. Makan porsi kecil dan konsumsi makanan rendah karbohidrat
  6. Bisa dengan memakan campuran kuning telur, perasan kunir, madu dan anggur
  7. Atau bisa juga dengan perasan bawang merah dicampur dengan air buah pir. Wah kalo yang ini mungkin beresiko terhadap bau badan juga ga yah?

Photobucket

MUDIK BALIK

Gak tau mesti memulainya dari mana. Akibat libur yang kepanjangan, sebulan lebih absen, jadi keenakan bawaannya pengen libur terusss, bau asap mudiknya masih nempel aja.
Welcome back… Diawali dengan permohonan maaf yang sebesar-besar nya kalo-kalo ada salah kata, dari seringnya berkomentar, bersilat lidah jadi mungkin aja pernah kepeleset, sehingga sedikit banyak pernah berucap sesuatu yang kurang berkenan di hati sobat sekalian.


Photobucket

DIRGAHAYU INDONESIAKU

Ada seorang anak berasal dari keluarga kurang mampu sedang berlari-lari bekejaran dengan hujan menuju ke sekolahnya. Tanpa payung dan tanpa mantel apalagi kendaraan. Hanya memakai jas hujan yang sudah sobek-sobek di sana-sini. Lumayan lah .. bisa sedikit melindungi badan dan kepala nya, minimal gak begitu basah kuyup sesampainya di sekolah. Dan yang terpenting baginya, tas yang berisi buku-buku pelajarannya gak ikutan basah.

Sampailah Dino (nama anak tersebut) di depan kelas tercintanya, kelas 3 SD. Ini hari pertamanya masuk kelas baru, setelah 3 minggu libur kenaikan kelas. Di kelas, ia melihat ke sekeliling, rata-rata teman-teman nya mengenakan seragam baru, tas baru dan sepatu baru. Sedikit minder memang, ketika membandingkan dengan dirinya yang memakai seragam pun hanya warisan dari anak tetangganya yang sudah agak lusuh, tas dan sepatunya nya juga sudah 2 tahun gak ganti-ganti. Cuma satu itu aja. Makanya gak heran kalo sepatunya sekarang udah pada bolong-bolong, tapi gak pernah di sol, karena untuk nge-sol sepatu pun gak cukup dana ortunya. Tapi hebatnya, semua itu tidak mengendorkan semangat belajarnya.

Pelajaran pun dimulai. Setelah perkenalan alakadarnya, sebagai warming up, sang guru wali kelas memberikan beberapa pertanyaan (dari pelajaran di kelas sebelumnya) kepada muridnya. Dan yang terbanyak menjawabnya adalah si Dino ini. Ya.. Dino memang anak yang rajin belajar, makanya dia sedikit lebih menonjol dibandingkan dengan teman-temannya. Ketika si ibu guru melihat ke sekeliling, dia menemukan jejak sepatu kotor masuk ke dalam kelas. Dirunutnya jejak tersebut, sampailah di finish dekat dengan bawah bangkunya Dino, tepat di bawah kakinya. Si ibu guru melihat sepatu Dino yang sudah sangat tidak layak pakai itu. Saat itu si ibu cuma bisa tarik nafas dalam-dalam.
Sepatu Dino yang sudah bolong-bolong itulah penyebab lantai kelas jad kotor. Karena tadi jalan/tanah yang dilewatinya saat berangkat dari rumah ke sekolah becek-becek (gak ada ojek). Ditambah kebolongan sepatunya itu sedikit banyak telah mengangkut lumpur dari jalanan yang dilaluinya.

Ketika bu guru menatap sepatunya dengan perasaan yang entah seperti apa, demi menyaksikan itu kaki Dino yang tadinya terjulur santai di lantai kelas, maka ditariknya sehingga terangkat dan tak menapak, seolah-olah ia telah merasa bersalah. Dan.. malu karena teman-teman nya pun ikut memperhatikan sepatunya.

Hari ke-dua
Pagi ini hujan lagi. Dino memakai jas hujan (yang udah sobek-sobek) lagi. Sepatu nya pun basah kuyup lagi. Dan tentunya ketika masuk kelas, dia membuat jejak kaki lagi.

Seperti hari sebelumnya, di tengah jam pelajaran, sang guru menemukan jejak kaki tersebut. Kali ini… ibu guru menegur Dino.
“Dino, kalo besok kamu membuat lantai kelas jadi kotor lagi, ibu gak akan izinkan kamu mengikuti pelajaran. Mengerti?”
Dino tertunduk dan menjawab : “mengerti, bu”

Hari ke-tiga
Seperti hari kemarin, pagi ini lagi-lagi hujan. Tapi ada yang berbeda di kelas 3 itu. Lantai kelas tidak kotor seperti 2 hari sebelumnya. Ya.. Dino tidak masuk sekolah hari ini.
Demi melihat itu, si ibu wali kelas agak sedih dengan ketidak hadiran Dino.

Hari ke-empat
Masih, pagi ini juga hujan mengguyur desa nya Dino. Dan .. Dino tidak masuk sekolah lagi. Ibu wali kelas pun kali ini bukan cuma sedih, tapi menyesal juga. Ia sangat menyesali telah melarang Dino mengikuti pelajarannya tempo hari. Sekarang ia merasa bersalah, merasa telah mematikan semangat belajarnya Dino.

Hari ke-lima
Lagi.. hujan.. Pagi-pagi sekali Ibu wali kelas sudah datang ke kelasnya. Karena ada sesuatu yang special yang ingin diberikannya pada Dino, sebuah kotak yang isinya entah apa. Dengan berharap Dino hari ini bisa masuk kelasnya.
Bel pun berbunyi tanda masuk jam pertama. Tapi sudah setengah jam pelajaran dimulai, Dino belum muncul juga. Berkaca-kacalah mata sang ibu guru, yang juga merupakan seorang ibu dari anaknya sendiri. Kasihan, iba dan empati memenuhi relung hatinya. Pedihhh… merasakan bagaimana seandainya apa yang dialami Dino, dialami anak nya sendiri.
tok..tok..tok..Pintu kelas terbuka.
Di depan pintu, berdirilah seorang anak murid kelas 3 SD, dengan baju seragam yang sudah agak lusuh menggendong tas sekolahnya. Di tanggannya menenteng jas hujan bekas dipakainya, dan kakinya memakai sepatu bolong yang terbungkus pelastik, sambil berkata
“maaf bu, boleh saya mengikuti pelajaran hari ini? saya janji, gak bikin lantai kelas jadi kotor lagi, sepatu saya kali ini nggak basah dan kotor, karena dibungkus pelastik ini.”

.. Dino.. masuk sekolah. Ternyata larangan ibu guru untuk masuk kelas beberapa hari yang lalu tidak membuatnya patah semangat bersekolah. Dua hari kemarin Dino tidak masuk sekolah karena berusaha membersihkan dan mengeringkan sepatu satu-satunya itu. Dan kini ia bisa masuk sekolah dengan sepatu dibungkus pelastik supaya tidak basah dan kotor karena mengangkut lumpur.

Rasa haru dan bahagia yang membuncah kini dirasakan si ibu guru. Dengan tanpa ba..bi..bu.. lagi ibu guru segera menghampiri Dino dengan mata basah, segera ia memeluk Dino sambil tersenyum dan manggut-manggut. “tentu..tentu..Dino”.
Ia menyerahkan bungkusan yang dibawanya tadi kepada Dino, dan langsung dibuka oleh Dino.
Isinya sepatu baru. Senangnya hati Dino.
Kemudian disusul oleh teman-temannya menghampirinya sambil memberikan sebuah bungkusan kepada Dino. Ternyata.. isinya sepatu baru juga. Rupanya teman-teman sekelasnya Dino mengumpulkan sumbangan untuk membelikan Dino sepatu baru. Rasa haru dan senang memenuhi suasana seisi kelas 3 itu.
Dino senang... ibu guru senang… dan teman-teman pun senang. Berpelukaaaaaan…


<>

Cerita ini dipersembahkan untuk anak-anak bangsa. Semangatttt!!!

Photobucket

KEMISKINAN AKUT

Hai.. friends.. jumpa lagiii. Beberapa waktu terakhir ini aku lagi benah-benah kerjaan nich, baik kerjaan rumah maupun kerjaan nguli, jadi bener-bener gak bisa mengunjungi temens semuanya., dan baru bisa bersilaturrahmi hari ini. Dan seperti biasa ini juga nyempil-nyempil di jam kerja. hehe.. sssst jangan bilang-bilang yach.

Kali ini aku baru tau kalo ada istilah semacam ini, kemiskinan akut. Sebelumnya yang aku tau bahasa akut itu cuma buat menandakan penyakit yang sudah parah. Tapi rupanya ada juga kemiskinan yang akut. Beberapa waktu lalu ada berita di tv one bertajuk seperti ini. Berita nya ada seorang ibu yang tega mengajak 2 orang anaknya meminum racun tikus demi mengakhiri hidupnya yang jauh dari kategori cukup secara materi, menurut versinya. Mungkin ini adalah salah satu yang terekspos dari sekian banyak kasus bunuh diri karena putus asa akan kemiskinan.

Yang jadi perhatianku di sini adalah si anak tersebut yang gak tau minuman apa yang diberikan ibunya. Mereka (2 anak tersebut) hanya tau bahwa minuman tersebut adalah obat, karena ibunya bilang demikian. Soal rasanya yang gak enak mungkin si anak udah faham kalo obat kan biasanya pahit. Makanya dua anak tersebut mau mau aja ketika disuruh meminum racun itu, dengan kepolosannya. Padahal anak-anak tersebut masih bisa tersenyum di tengah himpitan hidupnya, anak tersebut masih punya harapan dan cita-cita untuk masa depannya.

Sungguh naas yach, ibaaa banget rasanya. Saking gak kuatnya menahan derita hidup yang dialami, si ibu sampe tega berbuat seperti itu. Padahal nich menurutku tiap masing-masing diri kita dan tiap jiwa anak yang terlahir pasti sudah ada rezekinya masing-masing. Kapasitasnya saja yang berbeda sesuai dengan ketentuan dan ridhonya Allah. Tergantung seberapa besar kita berusaha dan bersyukur. Karena sesuai janji-Nya, siapa yang bersyukur, maka akan ditambah rizkinya, dan sebaliknya, siapa yang ingkar, maka adzab-Nya akan sangat pedih.

Yang aku sesalkan, kalo misalnya si ibu udah gak kuat merasakan derita kekurangannya, mbok ya jangan mengajak anak-anak nya yang gak berdosa untuk ikutan mati bersamanya. Silakan ibu minum racunnya sendirian aja, jangan pake bawa anak-anak segala. Mereka gak berdosa..masa depannya masih panjang,. Iya kalo setelah minum racun bisa langsung meninggal, mending! (dosa tapi). Ini kalo ternyata Allah berkehendak panjangnya umur dia, kan malah bisa tambah menderita, malah bisa timbul penyakit baru akibat dari racun itu. Gereget juga aku jadinya!!

Aku bisa bicara begini juga mungkin karena aku gak merasakan apa yang diderita si ibu tersebut. Yah, kita semua tau hidup zaman sekarang segalanya serba mesti dengan uang. Bahkan untuk buang air kecilpun mesti bayar seribu perak, di toilet umum. Bisa aja sich sebenernya yang gratis, di pinggir-pinggir jalan, dengan resiko digebukin petugas kebersihan, hehe.. pertanyaannya, mampukah kita hidup pada posisi seperti mereka?

Lagi-lagi pangkalnya adalah pondasi yang kuat. Kalo keimanan yang kuat, maka ujian dan derita seberat apa pun akan bisa dilalui, dengan mau berjerih payah, dan keyakinan bahwa segala sesuatu pasti ada jalan kemudahannya dari Allah serta yakin bahwa Allah gak akan menelantarkan hamba-Nya yang yakin kepada-Nya.

Berita ini setidaknya menyentil diriku untuk semakin bersyukur pada-Nya bagainmanapun kondisiku karena termasuk yang beruntung dibandingkan dengan mereka, bisa berada di tengah-tengah keluarga yang bahagia walopun dengan materi seadanya. Karena kebahagiaan itu bukan cuma ditunjang dengan materi. Juga mengingatkan ku soal berinfak, kalo ada. Kalo gak ada pun harus tetep bersyukur.

Allahumma innii a’udzubika minal kufri wal fakr

Ya Allah, sesungguhnya aku berindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Amin

Photobucket

CUCUR

Melanjutkan dari postingan sebelumnya, masih bercerita soal curhat-curhatan. Kenapa secara khusus, padahal kan tiap hari juga, kapan pun aku mau, bisa cucur (baca : curhat-curhatan) gak mesti secara khusus kayak gini. Karena nich sebenernya bukan aku yang mo curhat, tapi disini aku berperan sebagai objek cucur. Oke, mulai aja yuk. Tarik nafas panjang dulu, tanpa bermaksud ghibah.

Beberapa waktu lalu ada temenku, tetanggaan, dateng ke rumah. Dengan opening nya kira-kira seperti ini : “Des, kalo mas R (suaminya) dateng ke sini dan mo pinjem uang lagi, jangan dikasi yaa..”. aduh ada apa nich, kok tiba-tiba? *lanjut* “Soalnya udah gak ada urusan apa-apa lagi ma keluarga aku”.. Loh???

“Iya kemaren suamiku udah diusir ma bapak”.. hah??? Diusir,kok??? Udah cerai?? “ho’oh”.
Aduh mak.. sambil berurai air mata si A (temanku tsb) menceritakan kisahnya bersama sang suami yang ternyata dulunya mereka MBA, terlanjur bunting. Mereka pun nikah siri, dengan dijanjikan lakinya akan menikahinya di depan KUA (nikah resmi), setelah dia punya uang nanti. Maka setelah 9 bulan, lahirlah si anak, perempuan, dengan selamat dan sehat wal afiat.

Lalu gimana dengan orang-orang sekitar? So pasti pada tau. Karena walopun si A tinggal ma ortunya dan gak sama suaminya, si mas R ini selalu dateng ke rumah sang mertua, setor nafkah lahir dan bathin. Gak kayak si bang Thoyib yang udah 3 kali lebaran gak pulang-pulang.

Hari demi hari, bulan demi bulan, sampe menginjak 2 tahunnya si anak, janji untuk menikahi secara resmi belum terpenuhi, dengan alasan belum adanya dana. Akibatnya si anak yang gak berdosa pun kena imbasnya juga. Bahkan akhir-akhir ini gak diizinkan ikut program bulanan Posyandu dengan alasan gak jelas asal-usulnya, serta gak diACC pembuatan akta lahirnya karena ortunya sendiri belom punya kartu keluarga. Yaa gimana mo bikin KK, akta nikah aja belom nampak secara mereka belum nikah resmi.

Sehari kemudian, datenglah mas R ke rumah ku. Pengen cucur juga ma hubby ku. Sebelumnya mereka memang sudah sering ngobrol ngalor ngidul, ga deket-deket amat sich, cuma karena seumuran dan tetanggaan, jadi mungkin bisa enak diajak ngobrol.

Curhatannya kurang lebih gini : bahwa memang benar dia diusir ma keluarganya, sebabnya karena dia pengen ngajak istri semata wayangnya ke kota tempat dia kerja. Biar lebih kerasa bahwa dia udah punya istri dan anak, biar bisa sedikit-sedikit mengumpulkan rupiah untuk masa depannya dan anaknya. Dimana selama ini doi lah yang jadi tulang punggung keluarga istrinya itu. Karena sang bapak mertua yang gak punya pekerjaan dan penghasilan tetap, hanya serabutan. Makanya selama ini tiap pulang kampung, dia setor uang belanja itu bukan ke istrinya, tapi ke ibu mertuanya.

Dan saat ini lah barangkali waktu yang dianggap tepat olehnya untuk mencoba belajar mandiri dengan kemampuan menafkahi keluarga alakadarnya, mengajak anak dan istri ke kontrakannya di kota ia mencari nafkah. Tapi apa yang dia terima, penolakan yang disertai makian dan ejekan dari mertua. Bahwa penghasilannya yang dianggap kurang, gak akan mampu membiayai kehidupan anak dan cucunya itu, serta dengan alasan kalo mereka (anak dan menantunya) belom punya akta nikah. Gimana kalo nanti tinggal serumah, dan digerebek warga sekitar? (yang terakhir ini ada benernya juga)

Sungguh menyakitkan ejekannya itu. Bahkan dikatakannya si menantu yang hanya bermodalkan (maaf) “anu” doank, gimana bisa berumahtangga di kota, terpisah dari orang tuanya.
Ironis yah, seseorang yang selama ini jati tumpuan keuangan itu, kini diejek. Kali cuma sebagai alasan aja biar keluarga besarnya bisa tetep dapet makan.

Gimana dengan si A? Dilema memang baginya. Di satu sisi dia pengen patuh sama ortunya. Di sisi lain dia juga pasti pengen donk membangun sebuah keluarga juga seperti layaknya rumah tangga temen-temennya. Tapi nich dia sendiri gak yakin dengan keinginannya untuk belajar mandiri, makanya dia lebih memilih ortunya.

Demi mendengar penuturan demi penuturan itu , hatiku miriiiis banget rasanya. Tragis. Gak tau siapa yang bodoh, siapa yang kejam, siapa yang jujur, dan siapa yang pembohong.
Yang jelas menurutku dari awalnya aja sudah salah. Dengan MBA itu, banyak fihak keluarga yang dirugikan terutama anaknya sendiri hasil perzinahannya. Walopun mereka sudah menikah (siri), tapi tetep saja kalo awalnya sudah salah maka rumah tangganya pun gak berkah.
Aku jadi mikir, pergaulan seperti apakah awalnya sehingga mereka bisa terjerumus ke dalam jurang yang satu itu?

Na’udzubillah min dzalik. Mari kita para bunda menjaga pergaulan anak-anak kita, jangan sampe dech, sudah banyak contohnya dan akibatnya.
Mari menanamkan pondasi yang kuat, mengukuhkan nilai-nilai agama pada anak-anak kita sejak dini.

Photobucket

CURHAT

Bagi sebagian orang, curhat, dalam kurung curahan hati, itu mungin merupakan salah satu solusi untuk sedikitnya meringankan beban dari permasalahan yang sedang dihadapi. Walopun memang sebenernya yang di curhatin nya gak ngasih solusi sesungguhnya. Hanya sebagai pendengar yang baik pun dirasa sudah 0,01 persen meringankan perasaan si pencurhat. Walopun nich, gak jarang kita jumpai ada orang yang emang dasarnya gak hobi dengerin ocehan curhatan orang lain, garis miring temennya, itu sekalinya dicurhatin, jangan harap anda akan mendapatkan ekspresi yang antusias, malah si yang dicurhatin biasanya sambil dengerin obrolan, sambil melakukan aktifitas lain, misalnya : pencet-pencet hape (main game), atau nonton tivi, atau sambil lari pagi dan jalan-jalan sore. Ini masih mending, masih bisa sambil dengerin obrolannya si pencurhat. Yang udah agak keterlaluan ada yang berlaga dengerin curhatan sambil dengerin musik pake head set. Walah.. mana bisa dengerin curhatannya atuuuh…! Udah gitu ketika si pencurhat selesai ngungkapin perasaannya, eh malah dengan sok empatinya, si pendengar (si pura-pura pendengar) mengatakan “yang sabar yaa..sambil beradegan peluk memeluk..” tanpa faham apa yang dialami si pencurhat.

Ada juga golongan orang-orang yang ketika sudah mencurahkan perasaannya terhadap orang yang dirasa udah deket kayak perangko, walopun gak ngasih pendapat ataupun solusi, itu sudah merasa plooooong, walopun masalah belom kelar. Rasanya seperti bisul muncrat…hehe pecah maksudnya, jadi tinggal penyembuhannya aja.

Ada lagi kelompok orang yang suka memendam masalah nya sendirian aja, dari mulai masalah yang ter-ringan, sampe ke masalah yang terberat, dia simpen sendiri dalam lubuk hati yang terdalam, gak dengan orang terdekat sekalipun. Mungkin hanya dia dan Tuhan yang tau. Ini biasanya terjadi ma orang yang introvert, bisa jadi pendiam juga. Kalo menurutku tipe seperti ini agak berbahaya juga, berbahaya bagi dirinya sendiri. Masalah kalo dipendem sendiri, dan semakin bertumpuk, akumulasi dari sekian banyak masalah, hanya akan menyebabkan suatu penyakit baru. Gak mau dewh..
Menurutku ga da salahnya kok bercerita ke orang yang sudah kita percaya, selain sedikitnya bisa meringankan beban perasaan, syukur-syukur kalo orang yang kita curhatin bisa ngasih solusi. Yang penting kita bisa memilih dan memilah yang mana saja yang boleh dan yang tidak diceritain.

Nah, termasuk yang manakah dirimu?

Sebenernya soal curhat-mencurhat ini ada yang mau diceritain. Tapi berhubung waktu saat ini agak terbatas buat posting rada panjangan dikit, jadi bersambung ajah di lain kesempatan ya. Bye..

Photobucket

BISA CERITA


Rasanya susah banget untuk memulai lagi. Yah.. dah lama gak blogging, bahkan BW pun, disamping emang karena sedikitnya sisa waktu. Salah satu penyakit menulis : malassss. Hal ini bukan cuma kejadian sama seorang WM, tapi FTM pun sepertinya kerap mengalami hal serupa. Bahkan mungkin lebih parah FTM, lebih sedikit waktu tersisa. Kalo WM kan bisa aja meluangkan di sela-sela kerjaan kantornya, masih bisa nyuri-nyuri bentar buat ngenet..hehe.. kebiasaan!!

Soal penyakitku yang udah aku ceritain di postingan sebelumnya, Alhamdulillah, hasil periksa di klinik, bukanlah merupakan sesuatu yang mesti dikhawatirkan. Cuma masalah tensi darah ternyata. Saat kejadian (mual, pusing dan pandangan kabur) itu karena tensi darahku yang lagi tinggi, salah satunya bisa karena kebanyakan konsumsi makanan berMSG dan garam. Karena peningkatan tensi ini, bisa berpengaruh pada kurang optimalnya kerja syaraf mata, jadinya menyebabkan kaburnya penglihatan.

Syukur Alhamdulillah sekarang aku dah sehat lagi dan mudah-mudahan penyakitku itu benar-benar pergi dan tak kembali selamanya. Amin

Oya makaskis (makasih) .. banyak banyak banyak.. buat temen-temen, atas doanya untuk kesembuhanku.

Btw cerita dikit soal Zaheer, yang sekarang udah mulai seneng bercerita. Kayaknya apapun yang dilihat, dirasakan dan dialaminya selalu diceritakannya kembali sama mamanya. Misalnya tiap aku pulang kerja selaluuu saja ada yang diceritakannya, pengalamannya selama bersama sang pegasuh. Kayak kemarin pas aku baru pulang kerja, langsung disambut dengan ocehannya yang khas banget ala anak-anak dengan kalimat yang kadang masih belum beraturan, menceritakan bahwa dia baru saja melihat pesawat terbang melintas deket di atas rumah. Diceritakannya juga bagaimana suaranya (pesawat tsb), bentuknya dsb. Bahwa dia minta cicis (uang) ke si pesawat, buat beli mobil-mobilan, sambil teriak-teriak.

Ini artinya kemampuan “mengekspresikan”nya udah makin meningkat. Kalo inget waktu ke belakang, rasanya cepet banget mengikuti perkembangannya dari waktu ke waktu. Yang tadinya cuma sebagai seseorang yang hanya dibacakan cerita aja, sekarang udah bisa bercerita sendiri. Yang tadinya cuma bisa bersuara ah..uuh..ooh.. sekarang udah bisa berkata-kata dengan bahasa yang sangat bisa dimengerti oleh orang dewasa. Hmmmm senengnya yaa..

Photobucket

KERACUNAN KAH?

Tadi malem kepala pusyiiing banget. Sampe tepar. Pandangan kabur sebagian. perut pun mual-mual rasanya pengen mun mun. Tapi jangan salah kira sodara-sodara, bukan karena positif nich yaa.. aku yakin banget soal satu ini, soalnya aku baru aja bersih dari si tamu merah merona.

Gak tau juga apa penyebabnya. Kali aku salah makan ya..
Tanya : Siang kemarin makanan apa aja yang udah masuk ke perut Des? Jawab : Pagi aku sarapan ma telor. Jam 10 an aku jajan dadar gulung isi sayur dan eskrim plus getuk. Makan siang menunya ikan lele goreng. Agak sorean aku makan somay. Malemnya makan nasi ma tahu anget.

Coba dirunut lagi..
Waktu sarapan aku pikir ga da masalah, makan ma telor, digoreng sendiri, pake minyak goreng baru tentunya.
Aku sich curiga nya sama si somay ini pelakunya, bumbu kacangnya. Why? Karena dulu pernah kejadian persis kayak gini gejalanya, udah 2 kali. Yang pertama waktu awal-awal hamil Zaheer. Itu aku abis makan kupat tahu pake bumbu kacang. Persis, beberapa menit kemudian kepala pening, pandangan kabur sebelah, plus mual bahkan mun mun. Tapi saat itu masih ada kemungkinan pembawaan awal-awal hamil.
Yang kedua, kurang lebih setahun yang lalu, sehabis makan somay juga (bumbu kacang tentunya), gejala-gejala itu dateng lagi. Waktu itu diobatin vitazym, trus tidur, sembuh.

Sekarang…
Lagi-lagi penyakit ini dateng lagi. Kali ini kemungkinan juga dari makanan ikan lele nya. Karena dapet dari dapur umum (di tempat aku kerja), gak tau bener apa nggaknya, waktu itu aku ngerasain kayaknya lele yang digoreng bukan ikan segar. Rasanya udah lain sama ikan segar. Aku sich maklum aja soal ini, karena dapur mesti menggoreng dalam jumlah yang banyak, jadi agak lama proses nya, mungkin bikin si ikan yang telah mati mengalami perubahan (apanya gak tau) selama menunggu dapet giliran digoreng. Udah gitu, minyaknya pasti dipake berulang-ulang, agak gak mungkin kalo dalam jumlah banyak tiap abis goreng satu angkatan, ganti minyak.
Mungkiiiiin…

Lalu kenapa sampe bikin pandangan kabur sebelah..
Gak tau juga, aku belom pernah konsultasikan ini ke ahlinya. Karena sebelumnya aku kira ini pengaruh dari pusing kepala sampe mengganggu syaraf penglihatan. Kalo pendapat ayahnya Zaheer mungkin juga pengaruh buruk dari melototin monitor terus-menerus tiap hari. Mungkiiiin…

Adakah para pembaca yang budiman pernah mengalaminya.. atau tau gejala kayak gini? Udah coba search di si inet soal keracunan, ga da yang cocok ma masalahku ini.

Tadi malem sempet lewat pikiran yang nggak-nggak. Jangan sampe dech.
“Yaa Allah, hamba mohon jangan Kau cabut penglihatanku ini, hamba masih ingin menyaksikan berjuta keajaiban-Mu yang lain nya, yang bahkan tak terhitung lagi” aamiin

Sampe tadi pagi aku belom makan obat apa-apa karena gak tau apa penyakitnya, kuatir salah obat. Semalem sich udah minum teh 2 gelas, lumayan buat menetralisir racun kalo emang keracunan. Pagi ini udah agak mendingan, tinggal mual dan pusingnya aja. Udah kuat bisa posting, berharap siapa tau kalo udah curhat mah agak plong bebannya..hehe..

Sekarang mau ke klinik dulu, konsul dan minta obat… doakan ya temans…

Photobucket

ihwal MASAK-MEMASAK

Pagi-pagi rebun banget aku udah merenung.. bukan merenung di teras rumah, bukan juga di pantai nan elok. Bukan merenungi nasib karier yang belom kesampean jadi PNS, juga bukan mikirin pengen punya anak lagi. hehe… Tapi tidak lain dan tidak bukan, pagi-pagi banget aku merenung di warung mikirin menu apa yang enak disajikan pagi dan hari ini. Binun mo masak apa, sampe-sampe yang punya warung pun ikutan bingung ngadepin calon pembeli yang kebingungan kayak aku.

Ini mungkin suatu keadaan yang wajar dikeluhkan oleh emak-emak kayak aku, yang kurang mahir dalam soal masak memasak. Pagi-pagi buta, ketika mata terbuka dari buaian mimpi, yang pertama kali dipikirin bukannya soal utang dan sebagainya. Tapi mikirin menu apa kira-kira yang cocok untuk sarapan pagi ini.

Sebenernya aku bukannya gak punya koleksi buku panduan masakan, malah bejibun, browsing-browsing juga sering. Masalahnya bahannya itu loch yang agak langka di sini. Toserba yang ada deket rumah pun jarang yang menyediakan stok bahan-bahan masakan. Atau misalnya ketika ketemu resep yang gampang bahannya, masaknya yang ribett..

Lain halnya dengan orang-orang yang emang udah terampil masak. Bahan makanan apa pun bahkan yang biasa pun bisa jadi masakan yang istimewa. Atau ketika ketemu resep menu masakan baru, bisa langsung dipraktekin tanpa ba bi bu lagi dan tanpa ribet, hasilnya pun memuaskan. Beda banget sama aku yang kalo secara gak sengaja misalnya nemu resep masak baru, ketika dipraktekin, masakannya sich bisa sukses jadi makanan, tapi rasa-nya bisa sukses juga, bikin orang nyengir, menelaah bumbu apa yang kebanyakan dan yang kurang.

Pernah aku nyoba-nyoba bikin sambel tomat (saat itu pertama kali bikin), yang kata orang-orang paling simpel, tapi hasilnya…komentar suami : “hmmmm…rasanya kok aneh ya??”. hehe…

Masih bersyukur karena suami ku bukan orang yang rewel. Do’i nerima banget keadaan instrinya nan mungil menggemaskan ini, yang gak bisa masak, ehhmmm…RALAT dech : yang kurang mahir masak.
Lop yu pul..my hub..
Karena sebenernya aku bukannya gak bisa-bisa banget masak, buktinya aku masih bisa masak nasi, masak mie instan, masak air dsb. Dooh itu doang sich semua orang juga bisa jeng dess..!! hehe.. ini nunjukin betapa parahnya aku sebagai istri dan sebagai perempuan. Makanya dulu-dulu udah pernah aku bilangin kalo aku tuch masih jauuuuuuh banget dengan kategori istri ideal, dan kategori menantu idaman.

Yaaa kalo disuruh masak sop sapi ato sayur asem mah masih bisa lah..hehe..piiiss

Salahku juga kenapa gak dari jaman masih orok nyoba-nyoba belajar masak, sekarang setelah jadi istri orang baru dech kerasa, betapaaa sebagai seorang istri yang pengen sholihah itu wajib bisa masak. Dulu ketika masa-masa nya aku yang lagi lucu-lucunya boro-boro pengen belajar masak, ke dapur pun emoh. Tiap disuruh masak sama ibuku aku pasti menolak dengan 1001 alasan. Kayaknya daripada masak, mending milih nguras sumur dech, atau ngepel lapangan sampe mengkilat. Sekarang..nyeselnya bukan main.

Kalo berkunjung ke blog tetangga yang temanya menu masakan, aku cuma bisa ngeleerrr doank. Kayaknya kalo ada yang buka kursus memasak di sini, aku pasti jadi pendaftar peserta pertama dech.

Photobucket

TRAGEDI DI MALMING

Semalem terdengar kehebohan dari rumah sebelah, eh bukan sebelah ding, full satu rumah, yang letaknya di samping rumahku. Karena nempel banget sama rumahku, jadinya beberapa kejadian di rumah itu bisa kami dengar, kami saksikan dan kami rasakan. hehe.. yang bener sich bisa denger doank.

Bukannya bermaksud gosipin orang, sungguh. Ini fakta. Sebenernya udah beberapa kali selama kami menempati rumah ini (1 tahun.red), terdengar hebohnya percekcokan di antara keluarga tersebut. Aku (kami) sich sama sekali gak ada maksud menguping pembicaraan orang, apalagi yang sifatnya kejelekan, tapi suara-suara mereka tadi malem kayaknya sayag sekali untuk dilewatkan, beu.. sama aja atuuh! Gak lah, maksud ku nada suara mereka yang mau gak mau mesti kami dengarkan, karena memang bener-bener terdengar jelas oleh telinga kepala kami, walopun saat itu suara volume radio, tivi, prang-preng-prong piring yang lagi aku cuci, gak cukup buat meredam suara mereka, saking kerasnya.

Sebenernya apa isi pembicaraanya? Jawabannya panjang dan lebar. Umpatan dan makian serta cercaan antara ibu dan anak perempuannya, disaksikan oleh cucu perempuannya yang baru berusia 2 tahun. Kenapa aku yakin posisinya begitu, pertama, karena aku hafal betul suara siapa yang lagi bertengkar. Kedua, si balita (salah satu temen maennya zaheer) saat itu menangis histeris demi menyakksikan pergulatan hebat antara keduanya.

Gak aku paparkan di sini apa yang mereka bicarakan. Hanya ujungnya saja yang sangat aku sesalkan. Seperti mungkin kebanyakan yang terjadi kalo perdebatan di antara keluarga berlangsung, ujung-ujungnya “pengusiran”. Yups! Itulah yang dikatakan sang ibu, atau nenek dari si balita nan jelita itu. Mungkin niiiih perkataan itu gak sepenuhnya terucap dari hati yang tedalam si ibu tadi. Karena ibu mana sich yang tega ma anak sendiri. Hanya karena lagi esmosi barangkali.

Kita semua tau sebenernya perdebatan itu sangat lazim ada dalam sebuah keluarga. Bahkan gak jarang hingga terjadi pertengkaran. Tapi sehebat apa pun esmosi kita, pliiiiis ya jangan sampe di-drama-kan di depan anak-anak kita. Karena kalo itu dilakukan, bisa dibayangkan, apa yang akan tertanam dalam benak anak kita, mindset seperti apa yang akan terbangun tentang sebuah keluarga dalam pikiran mereka.

Berikut ini ada beberapa tips ketika pertengkaran terjadi. Piiiiisss!!

  1. Jauhkan dari tontonan anak kita, bisa memilih tempat yang tertutup seperti di kamar mandi yang kedap suara, disetting misalnya dengan memasang karpet di sekeliling dindingnya. Atau di tempat terbuka misalnya di deket curug (water fall) agar suaranya teredam sama suara airnya.
  2. Jangan bertengkar di dapur atau di toko penjual golok. Karena kalo emosi sudah gak bisa dibendung lagi, bisa-bisa terjadi hal-hal yang gak diinginkan. Apapun bisa saja terjadi, mengingat di dapur juga ada benda tajam, yatu pisau.
  3. Menggunakan kata-kata halus, janggan sekali-kali kata-kata kasar terlontar, tetap menjaga norma-norma kesopanan.

Hehehe..maap sodara-sodara.. gak penting banget sech poin-poin di atas, gak mutu! Harap jangan mencemooh dan sebagainya. Protess, boleh-boleh aja. Bukannya aku mendukung aksi pertengkaran tiap orang. Yang jelas tiap kita pasti pernah merasakan esmosi terhadap seseorang, marah terhadap seseorang. Pengen mencakar mukanya, pengen menjambak rambutnya dan sebagainya. Ini semua gak aku pungkiri.

Tapi di balik semua itu, tips yang paling ampuh untuk menghentikan pertengkaran, meredam emosi adalah dengan duduk sejenak, berwudhu bisa ngademin pikiran kalut kita. Kalo belom cukup juga, bisa dengan sholat sunah 2 rokaat. Mencoba berfikir jernih, menelaah masalah yang sedang dihadapi, kedepankan pikiran logis, bukan emosi. Mencoba menghadirkan 1001 alasan atas kesalahan orang lain, kenapa dia berbuat begini, kenapa berbuat begitu. Hati seluas samudera sangat dibutuhkan dalam kasus ini. Jaranggggg….

"Ya Allah, kuatkan ikatan ukhuwah di antara kami dalam kecintaan terhadap-Mu. Amin…"

Photobucket

ke PANGANDARAN

Jum’at malem kemaren, tepatnya tanggal 25, malem Sabtu kami bertiga berangkat ke Pangandaran bareng temen-temen nya Ayah plus keluarga masing-masing. (Ya iya lah masa keluarganya presiden??!! hehe..). Kami berangkat sekitar jam 22.30 dengan perbekalan satu tas penuh yang udah disiapin dari sehari sebelumnya, berisi makanan ringan, makanan berat, beberapa botol air mineral dan pengganti ion, juga UHT nya Zaheer gak mo ketinggalan. Sebenernya berangkat dari rumah sih jam 5 sore, tapi transit dulu di rumah ibu mertua, soalnya bis rombongannya melewati rumah ibu. Jadi agak riskan kalo berangkat malem-malem dari rumah bawa zaheer pake motor menuju lokasi penjemputan bis.

Berangkat jam 10.30 malem karena udah diperkirakan perjalanan dari Kuningan – Pangandaran kurang lebih 6 jam dengan kecepatan normal ukuran bis, dengan harapan Shubuh kami udah nyampe. Dan emang bener aja kira-kira jam 4 pagi kami nyampe Pangandaran.
Yang namanya jalan raya dari Kuningan-Pangandaran ternyata gak semulus yang aku kira. Mulus sih mulus, cuma belokannya itu loh yang muantafff bangettt. Emang sih belokannya cuma 2, kanan dan kiri doank, tapi 2 dikali 100. Pokoknya sukses mengocok perut. Mabok? Jangan ditanya! Lieeuuur pokona mah. Sampe bikin si ayah kapok, gak bakalan dech ngulangin pergi ke Pangandaran pake bis. Untungnya nih, Zaheer baik-baik aja damai dibuai mimpi sampe tujuan, walopun sempet bentar-bentar bangun cuma karena pengen minum.


Sampe sana acaranya sholat dulu di masjid terdekat plus sarapan, yang menurutku kepagian. Tapi karena perutnya mendukung bahkan merengek minta diisi, maka mulailah kami menggasak perbekalan yang ada. Nyam..nyam..nyam..

Setelah kenyang, perjalanan dilanjut menuju ke pantai sekitar jam 5.30. Gak kepagian jeng..? emang nggak! Terbukti pas masuk ke wilayah pantai udah banyak banget yang nangkring bahkan bermain air di sana. Hiiiy dingin kali yah..walopun sebenernya hati sudah melonjak-lonjak kegirangan pengen cepet-cepet nyemplung. Tapi ditahan aja, mikir dulu kali yaa, kalo yang gak biasa gejebar gejebur jam rebun-rebun gak bakalan nahan maksain berbasah-basahan, kalo gak pengen badan jadi biru kedinginan.

Kenapa banyak yang udah berada di sana sepagi itu? Yups bukannya lagi nyari panganan buat sarapan tapi tidak lain dan tidak bukan adalah pengen sekedar menyaksikan pemandangan indahnya sunrise di laut. Huuuw udah kebayang aja segimana amazing nya. Kamera pun udah siap sedia untuk merekam kejadian seru itu. Tempat duduk juga udah dikondisikan senyaman-nyamannya. Walopun cuaca saat itu sepertinya mendung, tapi banyak yang mengira kalo itu bukanlah mendung, melainkan karena masih pagi banget.

5 menit.. 10 menit dengan sabar kami menunggu kemunculan si kuning bersinar, dengan diselingi para pedangan asongan yang gak bosen-bosen menerima penolakan dari para calon pembeli, dari mulai yang jualan ikan asin, udang goreng tepung, sampe ke yang jualan kumang : sejenis hewan berkaki empat ato lebih (gak inget berpapa tepatnya jumlah kakainya) yang punya cangkang lebih keras dari cangkangnya keong berukuran lebih kecil – salah satu maenan balapan favorit anak-anak. Ada juga yang jualan selei pisang. Aduh kok rata-rata makanannya sama aja ya dengan yang di kampung..gak ada yang aneh gitu.

20 menit.. 45 menit kami masih menunggu dengan agak gelisah. Apakah emang ketutup awan mendung ataukah dikau lagi pundung/mutung makanya gak mo keluar. Karena udah gak sabar, kamera pun udah stand by dari tadi, si ayah iseng-iseng nanya sama orang sekitar asli sana. Dan ternyata, yang anda sekeluarga kunjungi sekarang adalah pantai barat, kalo pengen liat sunrise ya mestinya di pantai timur nangkringnya. Waks?? Gubraks!! Bermenit-menit kami menanti dirinya, nyatanya salah tempat. Ditunggu ampe sandal bulukan pun tuh sunrise gak bakalan muncul. Yang ada disitu mah ya sunset nya, ntar sore. Heuheuy..maklum lah..belum pengalaman. Duuuh mentari..mentari.. mbok ya sms gitu kalo kita salah tempat. Malu-maluin ajeh!

Mau pindah tempat, ah percuma. Waktu udah nunjukin jam 7.30, jadi udah telat banget. So lanjut ajah ke acara cebar-cebur. Ganti kostum sama yang cucok buat maen aer, pake bikini, hehe..gak ding! Pake yang lebih simpel aja dari sebelumnya, yang pake jubah kebesaran. Dan ternyata suwe lagi.. udah siap-siap nyeburr, eh..hujan turun sodara-sodara. Kami pun cepet-cepet berteduh sedapetnya. Ada juga sebagian orang yang maksain renang berhujan-hujanan, bandel juga, padahal penjaga pantai udah berkoar-koar agar mereka menepi dulu sampe ujan reda. Aku sih kwatir ma zaheer secara sebelumnya di bis udah full AC, kalo ditambah ujan-ujanan bisa-bisa pulang dari sini langsung meler dia. Jadilah acara weekend kali ini acaranya berteduh duduk manis menonton deburan ombak (sambil menopang dagu), dengan berharap-harap cemas hujan cepet reda.

Alhamdulillah hujan pun gak lama, kami langsung berlari-lari menuju pantai dengan hati riang gembira. Huuuiii asyik juga menantang ombak yang waktu itu lumayan agak gede. Zaheer, apalagi. Dia exciting banget, baru kali ini maen ombak.


Rencana awalnya di pangandaran, kami sampe jam 4 sore, nyatanya boro-boro sampe jam 4, jam 10 pun orang-orang udah pada boring karena cuacaya yang kurang mendukung. Padahal di sana ada semacem Grand canyon nya Pangandaran, aku gak tau apa disebutnya, yang kabarnya di situ ada pemandangan yang lebih okeh, ada waterfall dsb. Cuma yaa agak ngeri juga, karena untuk menuju kesana mesti nyeberang pake perahu, kapal air dan sejenisnya. Sedangkan waktu itu ombak pun lagi gede. Ya wis lah kami pun menyudahi acara basah-basahan nya.

Dilanjutkan acara belanja-belanji oleh2, baju dsb, diiringi gerimis mengundang. Yaah..daripada kosong aja. Sekalian cuci mata liat-liat yang baru-baru dan nyari-nyari yang aneh-aneh.

Udah puas belanja sampe sekarung penuh, kami pun melanjutkan perjalanan ke Batu Hiu. Nyampe sana sekitar jam 12, sekalian numpang sholat dan makan siang. Di Batu Hiu ini temanya masih sama, pantai juga. Cuma di sini ada taman nya, anginnya juga lebih kenceng, sampe bisa menyibak rok nya si Surti, anak Bapa Kades. Dingiiiinnn..mana matahari agak pelit membagi kehangatannya waktu itu.



Jam 14.00 perjalanan ke Ciung Wanara

Ada hal yang mengerikan ketika perjalanan dari Pangandaran ke Ciung Wanara. Salah satu anggota rombongan kami, gadis berusia sekitar 19an, kerasukan. Badannya kejang-kejang disertai ocehan yang gak karuan, terak-teriak ketawa campur jerit-jerit nangis bikin merinding orang yang dengernya. Selama 20 menitan itu berlangsung, dengan usaha para bapak alakadarnya sebisanya berusaha menyadarkan gadis tersebut. Untungnya zaheer gak mesti menyaksikan itu, karena waktu itu dia udah pules bobok di pangkuan mama tercinta, yang terus komat-kamit sebisanya. Membaca ayat-ayat yang dihafal.

Menurut keterangan dari saudaranya, bahwa si gadis tersebut sebelumnya emang udah murung selama dalam perjalanan, bahkan gak jarang tatapannya kosong. Tapi hal itu teratasi juga. Lumayan bikin keringetan para bapak yang menanganinya.
Nyampe di Ciung Wanara sekitar jam 16 Puter-puter di situ. Jeprat-jepret sana sini. Ada monkey nya juga, banyak malah. Tentang objek wisata Ciung Wanara ini bisa dilihat di sini.


Sebelum pulang ada kejadian heboh lagi, sekitar jam 16.50, terjadi gempa ringan selama sekitar 3 menitan, tapi cukup bikin orang-orang pada ricuh dan berhamburan keluar nyari tempat yang lapang. Panik tentu, semuanya bertakbir. Tapi Alhamdulillah gak sampe terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Ini membuat anggota rombongan kami bergegas siap-siap pulang tanpa dikomando semuanya langsung ngumpul di bis pengen cepet-cepet meninggalkan tempat itu.

Belakangan ada kabar bahwa pusat gempa berkekuatan 6,3 SR terjadi di Tasikmalaya yang berakibat kerusakan beberapa bangunan. Yang kemudian disusul dengan fenomena gerhana bulan parsial.

Singkat cerita kami sampai dengan selamat di rumah masing-masing sekitar jam 9 malem. Gak kurang suatu apa pun.

Photobucket

TENTANG CALISTUNG

Bulan ini zaheer berusia 27 bulan, review sedikit soal perkembangan belajarnya. Sebenernya yang namanya anak balita, tiap detiknya adalah belajar. Tiap hari pasti aja ada sesuatu malah banyak hal yang baru baginya. Bahkan bermain nya pun adalah belajar.

Setelah memperhatikan, menimbang dan mengingat, zaheer ini kurang suka kalo diajarin ngitung, apalagi baca.

Padahal udah jauh-jauh hari dari pas lahirnya zaheer, kami (baca: aku dan ayah Zaheer) dah mempersiapkan flash card seri membaca dengan harapan agar Zaheer cepet bisa baca bahkan di usianya yang masih dini sekalipun (ketika lancar ngomong - langsung bisa baca). Ini hasil penelitian para founder flash card, bahwa beberapa anak yang telah diajarin membaca dari usia 6 bulan, rata-rata sudah lancar baca di usia 2 tahun. Waaau.. *mupeng* dan rata-rata harganya pun kurang bersahabat dengan kantong. Walopun awalnya si anak cuma bereaksi “hah..hoh..hah..hoh..” tapi dicoba ajah, gak ada salahnya.

Maka dengan semangat 45 plus keyakinan yang membaja dan membara di dada, kami pun melancarkan aksi pengajaran membaca ini (cuma lupa kapan mulainya). Dan hasilnyaaaa.. kartu-kartu bentuknya udah banyak yang gak utuh lagi, bukan karena sering dipelajari, tapi karena digigit-gigitin lah, ada yang dijadiin alas mobil-mobilan nya lah, ada juga yang dicoret-coretin, malah beberapa udah ilang.

Sebenernya kami nya juga yang kurang gereget dalam mengajar zaheer. Ini karena kami gak pengen maksain soal ini. bukan salah anaknya juga, karena tiap anak pastilah terlahir cerdas, tinggal bagaimana cara orang tua masing-masing menggali dan mengasah potensi anak sesuai bakatnya.

Aku pernah baca karyanya ayah Edy dalam bukunya yang bejudul I Love You Ayah Bunda, bahwa kemampuan otak manusia yang berkaitan dengan pembelajaran, secara global terbagi menjadi 3 hal besar. Pertama adalah kemampuan kreatif, kedua adalah kemampuan berfikir/nalar dan ketiga adalah kemampuan mengingat.

Dan CaLisTung (baca tulis hitung) hanyalah salah satu proses untuk mengembangkan kemampuan mengingat jangka pendek (short term memory learning). Sedangkan kemampuan mengingat merupakan kemampuan alami yang bersifat pelengkap. Dan kemampuan yang utama dan vitalnya berupa kemampuan kreatif dan berfikir, yang membantu si anak mencapai sukses di kehidupannya kelak.

So sekarang aku gak begitu kuatir lagi soal Zaheer yang agak-agak susyeh kalo diajarin ngitung or baca. Karena ternyata dia lebih suka kegiatan-kegiatan yang bersifat pengasahan kreativitas, seperti misalnya bongkar pasang mobil-mobilannya, susun balok, memberantakin dan menyusun kembali isi rak, dan sebagainya

Tapiii.. bukan berarti nih, zaheer gak bisa sama sekali ngitung, dia sebenernya udah hafal 1 sampe 10, ini terjadi kalo mood nya lagi baik dan lagi nurut, tapi kalo pecicilan nya lagi kumat, dan memang lebih sering kumat nya ketimbang normalnya, tiap disuruh ngitung, malah dengan sengaja diacak-acak urutannya atau yang paling parah malah mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan. Contohnya, kemarin ketika ayahnya minta zaheer untuk melanjutkan hitungannya dari 3, eh malah zaheer tanya ini apa dan itu apa, tanpa mempedulikan pertanyaan dari para wartawan, hehe..dari ayahnya maksudnya.

Kreatifitas anak memiliki kecenderungan lebih tertarik pada benda-benda 3 dimensi, bukan 2 dimensi seperti poster-poster dan sejenisnya. Tapi hafalannya zaheer soal nama-nama binatang dan buah-buahan juga sudah lumayan banyak kok.

Sekarang ini aku masih nyari-nyari info sekolah PAUD dan TK terdekat yang tidak menitik beratkan pengajarannya pada CaLisTung, tapi yang lebih menekankan pada pengasahan kreativiitas, karena bagi anak usia dini bermain masih merupakan segalanya baginya.

Oya sedikit keluar dari bahasan, beberapa waktu lalu aku mampir di blognya bunda Fisa, bahwa ada tes sidik jari untuk mendeteksi bakat anak. Nah udah beberapa kali aku liat iklannya Frisian Flag yang ngadain tes ini keliling di beberapa kota, terjadwal. Daaan ternyata Cirebon gak tercantum di jadwal. Yaah..kucewa dewh. Kapan yah Cirebon atau bahkan Kuningan kebagian giliran? *ngarep mode : ON*

Photobucket

2 BULAN LAGeeeH


Photobucket

ANTARA 2 BANNER

“Shbt smw… Hps akun FB qt yuk! Cz pnghsiln FB tu utk mmbiayai perang GAZA. Tafaddhal utk bka link http://wassalamfacebook.blogspot.com. Yo qt hijrah ke MFB (www.millatfacebook.com). Situs ini pengganti FB n dbwt olh pmuda Pakistan utk umt mslm. Pmrnth Pkstn n Bangladesh udh blokir FB”

Beberapa hari yang lalu ada pesan di inbox, isinya kurang lebih gitu. Mungkin sebagian besar pembaca udah pada tau dan dah pada dapet sms ini.

Coba sodara-sodara liat di sidebar blog ku ini. Di satu side bar ada akun facebook ku. Di satunya lagi ada banner save Palestina.

Minta pendapat dan masukannya kawan, aku ga mo jadi orang munafik yang berfihak pada dua kubu yang sebenarnya gak saling sejalan. Di satu sisi aku (kita) mendukung banget gerakan save Gaza, peduli Palestina ini. Di sisi lain aku juga masih perlu berhubungan dengan fren-fren yang rata-rata masih aktif di FB. Aku sendiri sebenernya gak begitu aktif berkeliaran di FB. Paling kalo perlu berhubungan ma temen yang ga da nomor telepon nya. Aku juga langganan artikel-ertikel yang bermanfaat dari beberapa group semisal Mahabah Qolbu, Smart Parenting, Cinta Rasul SAW dan masih banyak lagi yang sejenisnya. Plus buat sekedar berhibur, komen sana sini.

Waktu coba ku tanya pada salah seorang temenku, pendapatnya tentang ini kurang lebih gini : “ah ini sich akal-akalannya yang buat millatfacebook.com aja, biar laku. Nah pas sekarang timing nya soal agresi Israel di Gaza, kondisi yang kebetulan banget buat doski melancarkan aksinya, ngiklanin jejaring sos bikinannya.”

Aku : “….???#@$^&*% ????? “

Ahhh.. jadi binun neh..
Mari atuh cek dulu link yang tercantum di sms tersebut. Yuuukkss…

Photobucket

SUATU KEPASTIAN INI

Akhir pekan kemaren, tepatnya hari Sabtu, keluarga besarnya ayah dirundung duka. Salah satu anggota keluarganya, suami dari adik bapak mertuaku alias paman, meninggal dunia, Rasa kehilangan yang teramat dalam sangat kami rasakan, karena kepergiannya sangatlah tiba-tiba. Bukannya berarti kami gak ikhlas melepasnya, tapi kejadiannya sangatlah tiba-tiba. Beliau meninggal karena kecelakaan lalu lintas.

Sabtu pagi cerita nya pamanku itu mo berangkat ke Indramayu untuk urusan kerja. Peristiwa tragis itu terjadi saat paman nyampe sekitar Balongan. 2 kendaraan bermotor yang sama-sama berkecepatan tinggi saling tabrak, tak terelakan. Korban yang satunya meninggal di tempat kejadian, kalo pamanku sempet dibawa ke rumah sakit Plumbon Cirebon dan akhirnya tak terselamatkan.

Sediih banget ternyata, kehilangan salah satu anggota keluarga yang mesti dengan cara kayak gini. Beda banget rasanya ketika ditinggal (mati) sama saudara, yang sebelumnya didahului sakit atau semacamnya. Bisa lebih siap mungkin, secara kasarnya. Meskipun begitu, tetaplah ini merupakan takdir dari-Nya yang mau gak mau mesti diterima dan diikhlaskan.

Tentunya banyak hikmah yang bisa diambil dari kejadian ini. Semakin mengingatkanku bahwa kematian itu benar-benar deket, kapan saja kita bisa mati, entah itu orang sakit maupun sehat, kaya ataupun miskin, sedang sadar ataupun lagi tidur. Siapa pun, kapan pun dan dimana pun, kematian itu dekat. Tak bisa dihindari ataupun ditangguhkan dengan cara apapun. Gak ada yang tau kapan gilirannya, mungkin hari ini, besok, lusa, atau bahkan saat ini juga, atau mungkin seratus tahun lagi. Hanya Allah lah yang Maha Tahu.

Duuuuh kalo inget soal itu, rasanya … hmmm.. gak bisa dilukiskan dengan kata. Udah cukupkah bekalku untuk menghadap-Nya?

Oya waktu takziah kemaren itu ada sebuah celetukan unik dari seorang tetangga deket rumah alm. pamanku itu, kurang lebih begini (dalam bahasa Sunda tentunya) :
“Dia itu (paman) gak inget apa, ini kan hari Sabtu.. LEGI lagih! Kok bepergan siiiih?!”
Konon katanya keyakinan sebagian orang-orang dahulu, mempercayai bahwa hari Sabtu itu kurang bagus untuk bepergian, suka naas katanya.

Yaelah masih adaaaaa aja orang yang percaya hal seperti itu yaa.. untungnya waktu itu mamih mertuaku langsung nimpal “bu, kematian itu kan takdir Allah, kalo sudah waktunya hari ini.. ya hari ini. Mau hari Minggu kek, Rabu kek, entah itu lagi bepergian, atopun lagi tidur di kamar rumahnya sekalipun kalo udah waktunya, tetep aja ajal mah udah pasti.” Waaaw… Siiiip lah my mother in law, luv u…

Any way selamat jalan pamanku tercinta. Mudah-mudahan segala amal dan perbuatan diterima di sisi-Nya. Aamiin.

Photobucket

RITUAL ADAT

Sabtu yang cerah. Awalnya aku pikir pagi ini mo ujan. Soalnya tadi pagi-pagi banget ketika orang-orang kebanyakan melanjutkan ngoroknya sesi kedua, pas aku ke warung buat belanja belanji liat-liat ke atas, ke langit maksudnya, gak nemu bintang yang berkelip, juga gak ada semburat cahaya matahari pagi. Yang ada cuma gundukan-gundukan awan yang agak abu-abu. Eh alhamdulillah, nyatanya sekarang udah jam 9 lewat, dunia Kuningan dan sekitarnya terang benderang.

Sebenernya mo cerita apa ya… ;D

Sodara-sodara tau kan kalo dalam acara pernikahan itu biasanya setelah akad nikah, sebelum dilanjut ke acara resepsi, kebanyakan diadakan dulu apa yang dinamakan upacara adat. Jenisnya tergantung adat budaya masing-masing suku. Kebetulan kemaren aku, zaheer dan ayahnya zaheer menghadiri acara pernikahan salah satu keluarga nya ayah yang total dari awal sampe akhir acara. Karena pengantennya dua-duanya orang Sunda, otomatis pake adat Sunda total.

Nah, kalo dalam adat Sunda ada salah satu dari sekian rangkaian upacara adat ini berupa injak telor oleh si pengantin pria dengan kaki kanan (apa kiri ya? Lupa akyu). Setelah itu dibersihkan sama penganten wanitanya. Terlintas pikiran jail saat itu. Kalo aku yang ngelakuin itu, gimana ya reaksi penganten pria kalo pas kubersihin kakinya aku cubit sekeras-kerasnya. hehe… lucuuu kali ya, hmmm…

So gimana waktu dirimu nikah jeng des, sempet nyubitin gak? Jawab : nggak, soalnya dulu aku pas nikah gak pake upacara adat gituan. Ribetttt…! Jadi setelah akad nikah langsung dilanjut resepsi. Pokonya sederhanaaaa bangets. Bagiku nikah itu yang penting berkahnya, sebisa mungkin menghindari hal-hal yang bisa bikin syirik (musyrik).

Ngomong-ngomong soal perbuatan musyrik, dalam ikhwal pernikahan atau acara-acara pergelaran hajatan lainnya, ada beberapa dalam masyarakat tempat aku tinggal, yang masih mempercayai/melakukan sesajen, biasanya berupa tumpeng nasi uduk atau nasi kuning plus lauk pauknya. Ada yang menyebutnya dengan istilah “parawanten”. Ada juga yang disertai penerangan dengan lilin. Sesajen ini bukan disimpen di bawah pohon dan sejenisnya, melainkan di simpen di salah satu ruangan dalam rumah orang yang punya hajat. Bahkan gak jarang yang aku temukan, itu sesajen karena didiemin selama berhari-hari selama hajatan, ada yang sampe bulukan/lapuk jamuran. Hiiiy…jijay bajaiii.

Maksudnya apa, aku kurang tau tepatnya yang jelas kebanyakan di masyarakat “zaman baheula” ini tertanam keyakinan bahwa dengan sesajen itu, acara hajatan bisa berjalan dengan lancar. Hehe.. korelasinya dimana, aku juga kurang faham. Deeeeuuuh deuh… nyuguhin siapa sih mak? Tapi ternyata ini bukan saja terjadi sama para orang tua loh, keyakinan ini ditanamkan pada para anaknya, jadi seperti turun-temurun gitu lah.

Mudah-mudahan kita termasuk generasi yang bersih dari hal-hal semacam itu. Dengan keyakinan penuh, meminta perlindungan hanya kepada Zat yang Maha Melindungi, semua akan berjalan lancar. Amin..

Photobucket

KARYA TERBAIK SAAT INI

Kali ini cuma pengen mengarsifkan ini aja.
Salah satu karyanya zaheer dari sekian banyak, yang udah agak terarah bentuknya, walopun gak tau ini bentuk apa.
Lumayan.. buat memorialnya zaheer kelak.
Sambil majangin nyengirnya ;D


Photobucket

INDAHNYA BERBAGI

Temans, pernahkah dirimu menerima tamu? Tapi tamu yang aku maksud bukan tamu spesial atau pun pejabat, melainkan pengemis atau peminta-minta? Jawabanyya pasti kebanyakan iya. Apalagi yang kebetulan tinggal di daerah yang terlihat masih kental sisi kemasyarakatannya. Maksud ku daerah yang kelihatannya masih sering diadakan kegiatan-kegiatan sosial dan sebagainya. Tahu kenapa, karena pengemis juga bisa menilai masyarakat seperti apa yang mungkin memiliki kepedulian yang tinggi.

Atau pernahkah dirimu bertemu dengan pengamen atau peminta-minta ketika zamannya masih suka naik turun angkutan dulu terutama bis. Ini tentunya bagi yang pernah mengalaminya, masa-masa ketika masih sekolah dulu, sebelum seperti sekarang ini yang kemana-mana udah pake mobil pribadi. Atau bisa juga bagi yang berkendaraan pribadi ketika berhenti di lampu merah gak jarang kita menemukan peminta-minta atau pengamen jalanan.

Gak jarang pula yang terjadi adalah : para orang-orang yang dimintai itu menolak untuk memberi, padahal uang di dompetnya banyak uang ratusan ribu misalkan. Lalu mereka beralasan karena gak ada receh. Atau gak sedikit pula orang yang ketika pintu pagar atau pintu rumahnya diketuk, tapi pura-pura gak denger atau bahkan tiba-tiba dengan sengaja menghentikan semua bunyi-bunyian biar dikira lagi gak ada orang di dalem rumah.

Kenapa? Sebagian mungkin ada yang berfikiran bahwa dengan memberi pengemis tersebut, itu artinya kita tidak mendidik mereka, atau sama saja dengan mengajarkan mereka tentang kemalasan dalam berusaha mencari nafkah. Padahal mereka sehat wal afiat dan kuat.
Ya. Aku tau persis asalan yang satu ini, karena…. Akulah dulu yang berfikiran seperti ini. hehehe… piiis…

Wait…tapi jangan ilfil dulu sama dirikuh. Yang jelas sekarang cara berfkir ku udah berubah, udah insaf, hehe... Dan yang tertanam di fikiranku sekarang adalah, bahwa :

Di dunia ini ga ada seorang pun yang pengen punya profesi sebagai seorang pengemis, cuma mungkin karena nasib mereka lah yang tidak sebaik kita. Mereka pun sama, pengen bekerja dan berpenghasilan, namun karena kurangnya keterampilan dan kemampuan mereka sehingga untuk bekerja sebagai pencuci piring di sebuah warteg pun ga ada kesempatan dan atau belum ada yang memberi kesempatan, makanya mereka mengemis untuk menyambung hidup.

Dengan berfikiran seperti itulah aku bisa merasakan indahnya berbagi, untuk tidak lagi mencuek-an pengemis atau peminta-mina, dengan menyisihkan beberapa perak, bahkan gope-an sekalipun, ga masalah. Yang penting memberi. Dan yang terutamanya adalah ikhlas.

Tapi ada satu yang mengusik hatiku, ketika bertemu dengan seorang pengemis ibu-ibu, dengan menggendong seorang anak balita, sekira 3-4 tahunan. Hatiku serasa gerimis melihat anak yang digendongnya, dalam keadaan letih lemah dan lesu. Sungguh sangat mengkhawatirkan. Yang terlintas di benakku saat itu adalah, siapa tahu anak itu bukanlah anaknya (gak peduli bagaimana ia mendapatkan anak tersebut), dengan tanpa merasa berdosa dia dengan sengaja gak ngasih makan minum itu anak biar dengan kondisinya yang mengenaskan itu, dia bisa menarik simpati orang-orang yang ditemuinya untuk kemudian agar memberinya.

Berapa banyak anak yang telah menjadi korban, baik itu anaknya sendiri maupun anak orang lain yang ia manfaatkan demi mendapatkan sumbangan.

Akhir-akhir ini sempet juga tersiar kabar, terutama di perkotaan, tentang maraknya aksi penculikan anak-anak. Entah itu untuk diperjual belikan atau untuk dimanfaatkan mencari sumbangan dan sejenisnya. Na’udzubillah.

Mari para bunda untuk lebih ekstra ketat lagi dalam pengawasan terhadap anak-anak kita. Bahkan diberitakan ada salah satu artist Indonesia yang membekali anak nya yang masih bersekolah di SD dengan HP. Memang sii dengan HP, komunikasi bisa lebih mudah. Tapi timbul pertanyaan, apakah dengan HP tidak malah memancing si pengintai? Wallahu a’lam. Yang penting kita udah berbuat yang terbaik untuk keselamatan anak kita.

Photobucket

SOSIALISASI BERTETANGGA

Beberapa waktu lalu ada percakapan yang kurang lebih seperti ini :

(telah ditranslate dari bahasa Sunda)
Belio : Kamu itu kok ya ga mau sosialisasi sama orang-orang sekitar (para tetangga).
Aku : Sapa bilang? Aku suka kok gabung ma mereka.
Belio : Mana? Belom pernah aku liat kamu duduk bareng mereka, ngobrol..
Aku : Kamu nya aja yang gak pernah liat.
Lagian emang menurutmu sosialisasi itu apa sich? Kongkow-kongkow? Nongkrong bareng?
Ngomongin orang lewat?

Belio : ……

Intinya belio mempertanyakan ketergabunganku dengan orang-orang sekitar yang dia anggap kurang.
Hmmmmh…

K alo dipikir-pikir ironis memang yah. Pengertian sosialisasi dalam hidup bertetangga banyak yang kurang faham, atau lebih tepatnya, banyak yang sudah menyalah artikan. Banyak yang berfikir bahwa hidup bertetangga itu harus sering-sering berkumpul duduk bareng dengan tanpa mempedulikan apa maksud dari perkumpulan tersebut.

Memang sich bagus, dengan berkumpul duduk bareng berarti telah menguatkan tali silaturrahmi. Tapi coba lihat lagi… apa dengan berkumpul nangkring seperti itu bisa bersih dari yang namanya menggunjing? I say NO dear! Bahkan ga jarang, dengan perkumpulan-perkumpulan seperti itu, orang lewat pun jadi bahan pembicaraan. Bagus kalo yang dibicarakan adalah hal-hal baiknya. Tapi ini sungguh-sungguh sangat jarang sekali.

Ceritanya pernah suatu kali aku coba ikutan dalam riungan para ibu-ibu yang lagi ngobrol di teras depan salah satu rumah tetangga, yang letaknya gak jauh dari rumahku. Dalam waktu GAK LEBIH DARI 15 MENIT saja aku dah dapet info baru, tepatnya gossip. Bahwa ada salah satu tetangga pasangan suami-istri muda yang bentar lagi mo cerai gara-gara suaminya yang impoten…was…wis…wus…. Whattts? Luar binasa yah.. hanya dalam waktu bentar aja. Apa lagi kalo sampe 1 jam 2jam bahkan berjam-jam, bisa ngomongin orang sekampung kalee.

Yang awalnya gak tau, jadi tau. Mana info tersebut belom tentu kebenarannya. Karena biasanya gossip itu berantai, si A dari si B, si B dari si C, dst. Mending kalo berita itu bener dan gak ditambah-tambah. Nah kalo salah dan udah dibumbui, sudah dosalah kita menggunjingkan seseorang. Runtuhlah pahala kebaikan kita karena bergunjing itu.

Coba tengok lagi tentang ibu-ibu yang banyak menghabiskan waktunya, berkumpul di teras rumah tetangga. Gak jelas juntrungannya, ketawa-ketiwi, cakakak-cikikik, bahkan gak jarang mereka menggunjing mencibir sebagaian ibu-ibu (yang gak termasuk dalam komunitas mereka), gak gaul lah, gak merakyat lah dsb. Bahkan mungkin (mudah-mudahan aku salah) mereka teteeep aja asoy kongkow ketika adzan berkumandang pun. Hiiiiih…!

Apakah seperti itu yang dinamakan sosialisasi menurut Anda? Kalo gitu SORRY AKU GAK BISA!
Selain karena aku sebagai WM, aku juga di rumah ga punya asisten RT, so mendingan beres-beres, nyetrika, nyuapin n mandiin si Zaheer, manjain diri di kamar mandi, baca buku dsb. Biar pas suami dateng kerja, udah fresh dan keadaan rumah pun udah agak tertib, setelah seharian diberantakin ma krucil. Lebih bermanfaat mana coba?

Walopun begitu, bukan berarti aku sama sekali gak mau gabung dengan orang-orang sekitar. Bersosialisasi dalam bertetangga menurutku cakupannya : dalam hal muamalah sehari-hari, (mis : jual beli dsb), bertamu duduk sebentar, kerja bhakti sosial, penuhi hak-hak bertetangga (menjenguk jika sakit, saling mendoakan, dsb) tegur sapa, tanya kabar, berbagi kalo ada yang bisa dibagi, dan sebagainya. Bolehlah sekali-kali mengadakan acara bersama, misal dengan diadakan arisan dsb dengan tetap menjaga kehormatan keluarga masing-masing. That’s what I mean.

Photobucket

ZAHEER HARI INI

Udah lama niy ga updatin perkembangannya zaheer. Di usianya yang ke 26 bulan ini, hmm... anakku dah bisa apa aja yaa :

Kemampuan bahasanya lumayan oke. Kata-kata yang terucap sudah jelas dan fasih, walopun masih ada beberapa kata yang kurang jelas. Untuk penyambungan kata menjadi kalimat, Zaheer kadang masih agak kesulitan, terutama pada kalimat yang agak panjang. Masih terdapat jedanya. Gak jarang juga zaheer suka salah ucap, dan seketika menyadari hal itu (salah ucapannya), zaheer dan kami pun tertawa. Tapi ini gak membuat zaheer jadi mundur karena malu telah salah ucap. Malah semakin semangat memperbaiki pengucapan kalimat yang dia maksud.
Makin nambah hafalan nama-nama binatang dan buah-buahan. Berpedoman pada teori penelitian bahwa anak usia 2 tahun bisa mengingat kosa kata sampe 200 kata, makanya aku ga khawatir zaheer akan kesulitan dengan tiap hari harus tambah kosa kata.

Kemampuan motorik
nya :
Zaheer udah bisa lompa-lompatan (dengan 2 kaki), agak tinggi.
Juga lagi seneng bikin gambar, walopun masih gak karuan, tapi udah bisa bikin bulatan.
Udah bisa buka celana sendiri. Untuk baju masih agak kesusahan. Dan sedang belajar pake baju sendiri.
Makan sendiri dengan menggunakan sendok. Cuma keseringannya karena gak mau pabalatak, sang pengasuh masih menyuapi nya kalo makan.
Pake sepatu dan sandal sendiri, serta melepasnya.

Kemampuan kontrol tubuh :
Udah sukses toilet trainning sejak usianya 22 bulan. Tapi kalo malem masih dipakein diapers buat jaga-jaga. Soalnya gak rela spring-bad nya kena ompol. Hehe..
Udah bisa cebok sendiri setelah buang air kecil.

Lagi seneng-senengnya nyanyi, terutama lagu ”balonku” yang jadi andalannya kalo disuruh nyanyi.

Over all, kemajuan ini sengaja aku list di sini hanya untuk mengevaluasi peningkatan perkembangan selanjutnya. Alhamdulillah.


Photobucket

SURAT CINTA

Teruntuk hubby ku tersayang

Alhamdulillah, syukurku pada Sang Maha Pencipta, 3 tahun sudah kita mengarungi bahtera ini. Berumah tangga. 3 tahun ku mendampingi dan menemani mu dalam suka duka, dalam gelap dan terang, dalam terik dan hujan, dalam senang dan susah, dalam lapang dan sempit.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, di hari bersejarah ini, ga ada perayaan spesial apa-apa, ga ada pemberian jam tangan atopun kado balpoin bertinta emas, pun ga ada hadiah menu masakan spesial yang sengaja dibuatkan untukmu. Begitupun sebaliknya, gak ku mintakan setangkai mawar untukku juga gak ada kado kalung berlian.

Tapi ku tahu, dari lubuk hatimu yang terdalam, ada kasih sayang yang tak terhingga untukku. Yang lebih dari sekedar pemberian setangkai mawar ataupun kalung berlian. Pun sebaliknya, mudah-muadahan kau tahu dan fahami itu.

Suamiku, selama 3 tahun ini kita sudah sama-sama tahu karakter kita masing-masing. Dengan segala kelebihan dan kekurangan kita. Yups, 2 hal itulah yang harus mau ga mau kita terima. Bukan hanya siap menerima kelebihannya saja, tapi mesti siap dengan segala kekurangannya juga, karena suamiku, di dunia ini ga ada yang sempurna.

Ku ingat kamu pernah cerita, tentang kekhawatiran seorang kakak terhadap adik perempuannya yang baru saja memasuki jenjang rumah tangga. Kakak tersebut yang memang sudah memahami betul karakter adiknya itu (dengan segala sisi positif dan negatifnya) sangat mengkhawatirkan nasib kehidupan rumah tangganya kelak, mengkhawatirkan penerimaan sang suami terhadap sisi negatif atau kekurangan istrinya itu.

Padahal menurutku say, kekhawatiran tersebut sebenarnya sama sekali gak perlu. Seseorang, baik itu laki-laki maupun perempuan, ketika ber-akad menikahi dan bersedia dinikahi, itu berarti harus siap menerima segala macam perangai, sifat, dan sikap, kelebihan dan kekurangan yang ada pada pasangannya. Menikah itu bukan berarti siap menerima kebaikan dan kelebihannya saja, tapi harus siap dengan segala kondisi yang ada pada pasangannya.

Tinggal bagaimana cara kita menyikapinya, bagaimana agar kelebihan dan kebaikan yang ada pada pasangan kita bisa dipertahankan dan ditingkatkan. Serta keburukan dan kekurangannya adalah untuk diperbaiki. Bukan malah menjadi pemicu rusaknya hubungan dalam berumah tangga.

Dan yang terpenting adalah bagaimana masing-masing individu berusaha untuk mengcover segala tindak-tanduknya agar menjadi lebih baik dan baik lagi.

Oleh karenanya my hubby, mari kita sama-sama untuk terus berjuang dengan tetap bergandengan tangan menapaki hari-hari ke depan dengan penuh pemahaman dan ketulusan serta ikhlas di jalan keridhoan Allah SWT. Semua untuk kita dan anak-cucu kita.

HAPPY WED ANNIVERSARY …


Photobucket