URTIKARIA (2)
Berlanjut dari bahasan sebelumnya, cerita soal kaligatanya Zaheer. Sebelumnya makasih banyak aku ucapin buat Mama Ina, Mama Pascal, Ummi Zalfa, IbuDzakyFai dan Bunda Dita, yang udah ngasih masukan dan doanya. Makacih..makacih..
Lets go to the topic, Tanggal 25 kemaren tepatnya, Zaheer kena kaligata. Karena gak begitu banyak aku tetep berangkat kerja. Ini juga udah aku wanti-wanti ke bu Njun (pengasuh) agar gak terlalu lama-lama maen di luar, secara di luaran lagi banyak yang ngejemur padi. Aku curiga juga gatal-gatalnya Zaheer dari seliweran debunya. Bisa jadi. Plus zaheer lagi batpil.
Pulang kerja, aku dapet kabar dari bu Njun, kalo kaligatanya bukan kaligata biasa. Beliau melapor, katanya bentol-bentol jumbonya berpindah-pindah. Mulai dari kaki, gantian ke badan yaitu perut dan punggung. Soal gatal, jangan ditanya, Zaheer gak berhenti-henti garuk-garuk sampe ada bekas lecetannya segala.
Dari badan udah ilang, pindah ke muka. Di sini mulai bikin pengasuh panik. Mungkin ngerasa aneh juga. Dari mulai pipi sampe telinga pada bengkak semua. Awalnya muka bagian kiri. Nah si ibu mulai curiga, karena kepercayaan kepada “hal-hal begituannya” sangat kuat, katanya ini disebabkan ada “tamu” pada diri zaheer. Ini diperkuat karena paginya sebelum kami berangkat kerja ayah sempet ngajakin Zaheer jalan-jalan yang kebetulan melewatii satu kuburan warga sini. Semakin yankinlah pengasuhku itu.
Dan ini bukan cuma pendapatnya bu Njun aja, ada sebagian tetangga yang nengokin juga mengiyakan soal ini. Tapi gak sedikit juga yang menolak pendapat seperti itu. Mereka yang menolak menganjurkan untuk ngasi minum obat CTM, katanya sich lumayan manjur bisa nyembuhin kaligata. Aku sendiri belum tau CTM itu kayak gimana.
Akhirnya, apa pengobatannya? Beliau pake bakar tikar, yang tikar ini mesti tikar yang zaman dulu. Bukan kayak kebanyakan tikar sekarang. Wadoh anakku diapain bu? Istilahnya dipuput katanya. Ternyata Zaheer diasapin bakaran tikar itu. Yah yang namanya anak-anak mau diginiin ato digituin mau-mau aja karena masih belom ngerti apa-apa. Yang penting kali Zaheer merasa lebih enakan karena dapet anget dari bakaran tikar itu. Masuk akal sih memang. Panasnya dari bakaran bisa mengurangi rasa gatal. Tapi yang bikin aku sama sekali gak setuju adalah pengasapannya itu. Yang namanya asap dari sesuatu yang terbakar kan sama sekali gak bagus buat paru-paru.
Katanya lagi, setelah hilang bentol jumbo di muka bagian kirinya, pindah ke muka sebelah kanan. Sama juga, dari mulai pipi, kelopak mata, telinga semuanya membengkak dan kemerahan. Dilanjut lah acara dipuput ini.
Duh kebayang gimana rupanya zaheer saat itu. Aku nyesel juga, saat itu aku mamanya lagi gak bersamanya, sehingga zaheer mendapat pengobatan seperti itu. Bu Njun juga gak bisa kasih kabar soalnya dia gak punya hape dan di rumah belum ada telepon. Sebelumnya pernah aku titipin hape, tapi udah rusak dan belom beli lagi. Tapi yang bikin aku sedikit lega adalah bahwa Zaheer selama itu gak nangis, cuma ngeluh garuk-garuk kegatelan.
Nah pas aku pulang kerja, kaligata zaheer belom selese juga, pindah lagi ke bagian tangan dan lengan. Banyak banget, sampe gak tega ngeliatnya. Aku coba telepon ibuku, katanya kalo kaligata itu bisa juga dengan obat tradisional, diolesi pangle sebelum dibawa ke dokter. Dan Alhamdulillah bener juga, setelah diolesi pangle yang udah diparut, bentol-bentolnya ilang. Ini kulakukan karena bentolnya ini gak cukup cuma dengan minyak kayu putih aja.
Sorenya karena masih penasaran dengan penyakit ini, aku konsultasikan ke dokter terdekat, kebetulan ada yang buka praktek gak jauh-jauh amat dari rumah, sekalian buat ngobatin batpilnya. Dan jawaban medisnya kurang lebih begini, kaligata Zaheer disebabkan dua kemungkinan. Pertama, bisa karena alergi kulit karena keringat berlebih. Dan kemungkinan kedua bisa jadi karena dari hawa dingin. Kaligata bisa ilang dengan sendirinya dan bisa juga muncul sewaktu-waktu kalo alergennya ada lagi.
Kesimpulan yang paling mungkin adalah yang pertama, soalnya Zaheer akhir-akhir ini gampang banget keringetan dan gak jarang timbul biang keringat.
Dan selama konsul dengan dokter tersebut aku gak berani ngelaporin pengobatan dengan bakar tikar itu. Udah bisa dipastikan beliau tidak akan setuju. Untuk kaligatanya dokter cuma ngasih bedak salicyl yang sebenernya udah tersedia di rumah juga. Untuk batpilnya, zaheer ternyata radang tenggorokan juga, akhirnya dikasi antibiotik dan obat batpilnya.
Alhamdulillah selang sehari batpil zaheer sembuh sejalan dengan ilangnya kaligatanya.
Ngebahas soal pendapat yang mengatakan bahwa “ada tamu” itu gimana yach. Aku sich bukannya gak pengen percaya, yang jelas apa pun sebabnya, segala macem jenis penyakit beserta obat dan penyembuhannya adalah murni karena kehendak Allah semata.

