Sekelumit Harapan
Bisa mengamati Zaheer tumbuh dari hari ke hari sejak hari kelahirannya merupakan anugerah yang tak ternilai buat mamah. Walopun di sela-sela kerjaan kantor, di sela-sela kelelahan setelah seharian beraktivitas. Hhhhh… gak kerasa usiamu udah hampir setahun, Nak. Makin berat beban mamah buat mendidik dan membesarkanmu. Mamah bukanlah ibu rumah tangga seperti kebanyakan ibu-ibu lainnya yang bisa mengamati detik demi detik perkembanganmu di rumah. Mamah hanya bisa mempercayakan pengasuhanmu pada baby sitter (saat ini ibu Uty). Bukan suatu hal yang bisa dibanggakan.
Tapi mamah punya segudang harapan padamu, Nak. Mamah kepingin sekali kelak Zaheer jadi anak sholeh, sejak kecil dibekali dengan ilmu dien yang cukup. Karena mamah ingin sekali nanti kalo mamah udah gak ada di dunia ini, Zaher berlomba dengan anak-anak mamah yang lainnya, saling mendoakan mamah, saling memohonkan ampunan Allah buat mamah. Juga dengan banyak beramal sholih, sehingga bisa jadi penolong mamah di alam kekal. Amin.
Mamah juga pingin sekali Zaheer nanti bisa mengerti dan faham bahasa Arab (selain bisa bahasa asing lainnya kayak ayah), mengerti nahwu dan shorof, bukan buat gengsi dan prestise, tapi karena Al-Qur’an dan Hadits yang merupakan pedoman hidup kita, diturunkan dalam bahasa Arab.
Mamah juga ingin sekali nanti Zaheer kalo udah remaja, udah aqil balig, mengerti aturan-aturan dalam pergaulan, batasan-batasannya, tau tentang apa itu GB, tentang khalwat, mengerti apa bedanya mahram dengan muhrim (yang sama sekali berbeda) agar ridak terjerumus dalam jurang zina. Na’udzubillah min dzalik. Dan kalo kamu sanggup, ikut berpartisipasi dalam dakwah (tentunya dengan berawal dari mendakwahi diri sendiri). Kamu juga jangan sampai ikut duduk dalam majelis yang hanya mengutamakan taqlid buta pada seseorang, yang hanya sekedar mengajarkan kebaikan tanpa didukung oleh Al-Qur’an dan Hadits (tanpa mengerti benar isi Al-Qur’an dan mengetahui secara pasti isi dan tingkatan hadits, alasan kenapa hadits itu hasan, dho’if, maudhu atau palsu) dan sebagainya. Mamah ingin kamu tau & mengerti banyak hal, lebih banyak dari mamah & ayah.
Hmmm… masih banyak lagi keinginan mamah yang lain, Nak, yang mungkin tidak mamah miliki karena sangat minimnya pengetahuan mamah. Tapi keinginan tersebut harus lewat kerja keras mamah dan ayah, pastinya. Kalo Allah memeberikan kekuatan, mamah akan mencurahkan segala fikiran, tenaga dan materi untuk mendidik anak-anak mamah di jalan Allah yang lurus. Tapi tentunya untuk itu, mamah dan ayah harus selalu belajar, agar terdidik terlebih dulu, karena beratnya tanggung jawab dalam pendidikan anak. Atau paling tidak, mamah harus tau mana tempat pedidikan yang benar-benar baik. Insya Allah . . .
0 comments:
Post a Comment