Memilih Profesi
”Enaknya mending ngajar atau gawe ya?”. Beberapa waktu lalu ada seorang temen yang nanyain hal itu. Intinya doi curhat, lebih baik jadi guru atau staf/karyawan. Hmmm..pilihan yang sama-sama kuat menurutku. Kedua profesi itu masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya, keduanya sama-sama berpeluang untuk tetap bisa mengembangkan potensi diri. Untuk guru, berkesempatan mengembangkan potensi ilmiyahnya, salah satunya dengan cara continyu mengadakan penelitian yang dilakukan di kelas dengan jalan merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif
Untuk kelebihan sebagai karyawan, bawahan biasanya selalu ada rasa kompetitif untuk meningkatkan kariernya. Dengan sehat mereka saling berlomba meningkatkan potensi yang dimiliki, dengan selalu memperbanyak wawasan, berani dalam berpendapat atau bereksperimen, solid dan kooperatif, memperbanyak relasi sehingga bisa memperluas pergaulan, dan sebagainya. Kalo dengan mulus dijalani, bukan gak mungkin bisa menduduki posisi TOP.
Di samping itu, kita juga mesti liat dulu latar belakang pendidikan kita, potensi dan kesukaan. Ada beberapa orang yang dasarnya suka dengan ajar-mengajar, memiliki kemampuan mengayomi siswa dan membimbing. Beberapa orang lainnya menikmati kerjaan berkutat di belakang komputer dengan setumpuk tugas yang harus diselesaikannya.
Nah, kalo suka dua-duanya, tinggal mengukur kapasitas dan kemampuan yang dimiliki, bukan cuma asal seneng aja dengan saah satu profesi yang kita pilih. Dan kalo mampu dua-duanya, kenapa enggak?? Gak ada salahnya kok memiliki 2 profesi sekaligus, sebagai pengajar/guru dan sebagai pegawai/karyawan. Asal mesti mempertimbangkan waktu yang dimiliki.
So, teruntuk temenku yang masih bingung, selamat memilih yaa nek.. karena hidup itu memang selalu gak lepas dari yang namanya pilihan.

